Showing posts with label cerita rakyat. Show all posts
Showing posts with label cerita rakyat. Show all posts

Tuesday, 16 August 2016

Acara Tumpengan dan pembacaan pemenang lomba bergengsi : Peringatan HUT RI Ke 71


MERDEKA !!! Seperti biasa memasuki bulan Agustus semangat membara dalam dada setiap warga Indonesia seakan memuncak dan menunjukkan jiwa patriotismenya. Dan Pada tanggal 17 Agustus 2016 besok menjadi hari yang penuh arti, kenangan, renungan, penghayatan, pengorbanan, penghargaan dan tentunya hari peringatan kemerdekaan RI ke 71.



Banyak sekali cara untuk memperingati hari kemerdekaan, dari penyimbolan perjuangan dengan berbagai lomba - lomba, pemasangan bendera dengan tinggi satu tiang penuh, menghias lingkungan dan lain - lain. Pada Hari senin malam Rabu, tanggal 16 Agustus 2016, Kali ini desa kembangan kembali menggelar acara tumpengan untuk memperingati hari kemerdekaan RI ke 71.

Acara tumpengan yang di gelar sepanjang jalan protokol desa kembangan ini sedikit ada perbedaan dengan acara tumpengan tahun 2015 atau pun 2014. Karena didalam kemasannya memasukkan berbagai acara.


Dari pembawa acara Bapak Maszudi pembukaan , dan pembacaan tahlil yang dipimpin Moden Baidlowi yang begitu hikmat menambah nuansa kemerdekaan yang hakiki. Keadaan merdeka dan menjadi leluasa menjalankan syariat Islam secara tenang tanpa ada perasaan was - was adanya peluru nyasar.

Sambutan kepala desa menjadi acara berikutnya, beliau berbicara tentang perkembangan desa dan  mengapresiasi segenap warga yang berpartisipasi dalam acara peringatan HUT RI dengan menunjukkan kreasi - kreasi yang patut di acungi jempol. " Alhamdulillah kesadaran masyarakat sudah sangat besar untuk meramaikan kegiatan HUT RI, dengan banyak kreasi setiap lingkungan hal semacam ini kalo bisa selalu ditingkatkan ". Ungkapan beliau saat wawan cara Eksklusif.


Bapak Maskuri selaku ketua BPD menjadi pemberi sambutan kedua, beliau memberi gambaran tentang semangat kemerdekaan. Dan sedikit membicarakan yang beliau tahu setelah kemerdekaan, masa muda beliau yang kita tau sebagai patriot yang pantang menyerah dalam memperjuangkan kaum muda di desa kembangan.
 
Dan inilah yang menjadi pembeda acara tumpengan tahun 2016 dengan tahun - tahun sebelumnya, Acara pengumuman lomba - lomba yang sangat bergengsi dan begitu meria. Lomba - lomba yang dimaksud bisa dirincikan sebagai berikut :


Lomba hias lingkungan yang menduduki peringkat pertama adalah lingkungan warga RT 4 , kemudian di susul Lingkungan RT 3 dan otomatis menjadi juara dua.



Selanjutnya lomba Hias tumpeng yang dimenangkan oleh RT 4 dan RT 3 menjadi juara kedua.


Seperti kita ketahui rumah yang sangat rimbun yang terlihat alami menghiasi pelataran rumah tentunya menjadi sangat wajar jika menjadi juara. Lomba hias rumah dimenangkan oleh rumah bapak sunaji.



Terakhir sedikit sambutan oleh bapak H. Mansur sekaligus menjadi penutup serta do'a. Dan yang tidak lupa dilanjut makan tumpeng bersama dipenghujung acara.


Sekian sekilas info Cangkru'e Desa Kembangan , semoga acara yang berjalan dengan lancar itu menjadi momentum yang sangat gebyar gemebyar menumbuhkan rasa semangat kemerdekaan serta rasa memiliki kemerdekaan RI. Juga sambutan - sambutan yang di berikan bisa menjadi motivasi bagi pendengarnya dalam berjuang hidup di era moderen seperti ini. Amiin.

Sumber : Pak kades Mas huda & Aan RT 3

Tuesday, 28 June 2016

Selamat Datang Warga Perantauan Mudik Romadlon 1437 H _ 2016


Berawal dari tanggal 6 juni 2016 yang kita tahu bahwa tanggal tersebut menjadi awal dari romadlon di tahun 2016. Penetapan awal Romadlon diambil dalam sidang Isbat di Kementerian Agama . Ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, juga sepakat bahwa 1 Ramadan 1437 H jatuh pada hari Senin itu.

Perasaan bahagia menyelimuti wajah umat muslim seluruh dunia, karena telah datang bulan yang penuh rahmat, di dalamnya terdapat malam lailatul Qodar , malam bagai seribu bulan yang pada jumat ke 3 pada bulan romadlon 2015 tahun lalu pernah di kemas oleh ustadz Yusron Hasan Bin H. Ah. Mansyur dalam artikel yang berjudul Misteri Lailatul Qodar  .

Waktu terus berlalu terasa begitu cepat bagai yang di tandakan datangnya hari kiamat, setahun terasa sebulan, sebulan berasa seminggu dan seminggu bagai sehari, sehari bagai satu jam dan seterusnya. Begitu juga dengan Romadlon kali ini tak terasa kita hampir menemui ujung romadlon 2016. Begetar hati memecah menjadi dua sisi bagi yang merasakan, begitu kecewa akan ditinggalkan Romadlon yang penuh berkah dan disisi lain bahagia akan segera berkumpul bersama keluarga besar tercinta dalam balutan suasana Romadlon dan idul fitri.

Bulan yang dimana banyak orang berlomba - lomba mencari amal, berbagai amalan kebaikan dilancarkan disana. Desa kembangan sendiri di bulan Romadlon tahun ini juga turut berbagi kepada warga yang kurang mampu, terdapat dana sosila dari program PNPM PM yang disalurkan kepada 10 warga desa kembangan yang menjadi sasaran.


Dan acara yang tidak pernah ketinggalan adalah malam likuran dan nuzulul qur'an yang digelar dimusholah - musholah, kali ini 27 Juni 2016, musholah AN NUR yang berada di RT 1 , mengadakan kegiatan serupa seperti tahun - tahun yang lalu. Acara dimulai dari penyembelihan beberapa ekor kambing di siang harinya yang direncanakan untuk jamuan di malam acara.



Acara begitu lancar tanpa halangan sedikitpun, dan terlihat jamaah yang ikhlas dan istiqomah selalu menghadiri acara tersebut dari tahun ketahun , dengan berharap berkah ketika hadir serta berkumpul dimajlis ta'lim tempat berkumpulnya orang - orang sholeh.

Tentunya tidak hanya sampai disitu saja kegiatan warga desa kembangan  , masih banyak kegiatan yang menanti didepan sana , dari liga lebaran sampa mancing mania di telaga etan setelah hari kemenangan idul fitri . Kegiatan yang disuguhkan untuk merilekskan diri warga rantau yang selama ini merasa penat ditanah rantau atau kota - kota besar. Bila kita melihat kilas balik ditahun 2015 banyak sekali kegiatan yang terchek list dan berjalan secara lancar.


Untuk itu warga desa kembangan yang bermukim dikampung tidak hanya berpangku tangan demi menyambut keluarganya yang berada di tanah rantau ketika pulang kekampung halaman . Mereka menyusun rencana yang matang untuk menyiasati setiap kegiatan yang akan dilalukan bersama - sama warga rantau. Bahkan untuk menyambut para rantau warga mukim desa kembangan memasang spanduk yang bertuliskan " Selamat Datang Warga Perantauan ", tulisan yang membentang di jalan utama desa kembangan , yang dipasang oleh Abdul ghofar dan M. Mukhsin itu seakan begitu sangat menyambut warga rantau.

 
Lagi - lagi melalui tangan M. Mukhsin warga RT 3,  memberi kemeriahan di Romadlhon 2016 ini dengan memberi sentuhan seni ornamen - ornamen serta lampion kecil disepanjang jalan perbatasan RT 3 - RT 4. Begitu indah dan sangat membanggakan.

" Saya bangga menjadi warga desa kembangan, Karena didesa tetangga belum tentu ada sambutan yang seperti itu untuk warga rantau, Bahkan ada yang iri dengan keguyupan warga desa kembangan " Ungkap Saudara Wandi saat nggledek banyu.

Begitulah suasana penyambutan romadlon kali ini, dan masih banyak kegiatan yang menanti di depan sana, semoga selalu menjadi warga yang guyup memperkuat silaturahminya. Kekompakan warga dan perangkat desa menjadi lancarnya setiap kegiatan. Majunya desa tidak hanya pembangunan fisiknya saja tetapi mempertahankan kerukunan dan kepedulian sesama warga adalah salah satu pondasi utama untuk menjadi desa yang maju.

Sekian dari admin desa kembangan , salam guyup dalam cerita segala rasa desa kembanagan.

Penulis : Admine Dewe

Tuesday, 14 June 2016

Kenagan Bulan Romadlhon Jaman Dulu Bersama Paklik Prasojo Kaniraras


Setelah Absen beberapa bulan kini paklik Prasojo Kaniraras hadir kembali di Cangkru'e Desa Kembangan (CDK). Dengan kemasan seperti biasa tentang sosial budaya desa kembangan.


Suasana alam desaku yang sejuk dan damai seakan menggugah kenangan akan masa lalu yang lama telah aku tinggalkan, ketika aku pulang ke kampung halaman ada yang samgat terkesan dan masih melekat dalam ingatanku, yaitu ketika hari akan memasuki bulan puasa, waktu ba’da ashar begitu ramai di area pemakaman, orang tua menyebutnya dengan istilah megengan, seluruh warga desa kembangan beramai –ramai untuk berziarah kubur. Dan akupun turut berbaur dalam suasana ramainya area makam desa kembangan karena kedua orang tuaku terbaring disana , aku ingin tetap berbakti kepada kedua orang tuaku walaupun aku tidak begitu sholeh namun setidaknya aku bisa mendoakan kedua orang tuaku dan para kakek nenekku.

Namun ada yang berbeda dengan tradisi ziarah kubur di hari megengan antara zaman dahulu dengan zaman sekaarang. Dahulu ketika, orang beramai – ramai ziarah kubur selalu disibukkan dengan atribut peralatan seperti arit (Sabit) dan cangkul karena zaman dulu dierah 70-an hingga 80-an area makam desa kembangan penuh rumput dan ilalang yang sangat rimbun sehingga kita mau mencari batu nisan Ahli kubur harus membersihkan ilalang yang menghalang pandang tersebut. Sehingga waktu ziarah hanya dihabiskan untuk membersihkan area kuburan dan menjadikan waktu berdoa sangat sebentar sekali.

Tetapi ketika memasuki pemerintahan bapak Maskuri, beliau memiliki kebijakan bahwa setiap tiga bulan sekali diadakan kerja bakti untuk membersihkan area makam. setelah itu makam terlihat bersih dari rerumputan dan memudahkan peziarah menemukan makam kerabatnya. Dan Insya Allah kebijakan tersebut masih dipertahankan hingga saat ini.

Seperti yang terlihat di tradisi megengan tahun ini, para ziarah kubur tidak ada satupun membawa alat sabit dan cangkul karena area makam sudah sangat terlihat bersih, namun ada pemandangan yang berbeda lagi dengan zaman dahulu, kini para peziarah berebut mengambil buku surat yasin dan tahlil digarasi penduso. Suasana kuburan menjadi hening dan semua menghadap ketimur dia atas makamnya leluhur masing masing.

Dari semua itu terdapat perbedaan yang sangat mencolok ziarah kubur ditahun 70-an dan 80-an dibanding dengan era sekarang yaitu para wanita yang ikut ziarah kubur pada zaman dulu terlihat tabu untuk berziarah. Namun sekarang menjadi trend meskipun terkadang hanya untuk shelfi diatas batu nisan. Itulah sedikit gambaran rangkaian memasuki bulan puasa.

Memasukin bulan puasa hari pertama paklik prasojo sempat ikut sholat terawih dimasjid Raudlotulfallah, suasana semarak untuk beribadah dibulan romadlon diawali sholat terawih dimasjid yang mega, sungguh sangat meriah sehingga paklik prasojo sangat terkenang akan masa yang lalu, ketika paklik prasojo masih berusia remaja langgar - langgar sangat ramai yang dapat dipastikan disekitar langgar langgar itu pasti banyak menjual jajanan, Langgar yang paling favorit adalah langgar RT 2, ketika itu yang menjadi imam bapak haji Muktar karena memiliki suara yang khas serta sholat terawihnya sedikit lebih cepat selesai dari pada sholat terawih dimasjid. Dan ketika itu satu - satunya langgar yang mempunyai jama'ah pria dan wanita. Para pemuda dan remaja bisa sambil lirak - lirik gadis pujaannya. Dan yang menjadi kesukaan paklik prasojo saat itu adalah mendengarkan dongeng setelah sholat terawih yang dibacakan oleh bapak haji muktar.

Namun suasana kini agak berubah , suara irama pujian khas sholat terawih tidak terdengar seperti zaman dulu, dimasjid dilanggar semua kompak dengan pujian khas tombo ati-nya. Kini dimasjid pujiannya pun diganti oleh Bapak rasemat dengan pujian yang berbeda. Orang yang berjualan jajanan juga berbeda tidak sebanyak jaman dulu. Puasa tahun ini yang jualan disekitar langgar RT 2 adalah anaknya ibu maroh. dan yang berjualan di RT 6 dimeriakan dengan Es jus didepan rumah wak Huri yang menggunakan tenda moderen satu gelas 8.000 Rupiah, Penjualnya adalah keponakan bapak huri.

Kekompakan dan semangat beribadah warga desa kembangan dari zaman dulu hingga jaman sekarang paklik prasojo mengakui tidak ada perbedaan hanya saja jaman dulu masjid masih begitu sempit sehingga ketika sholat terawih berdesak - desakan. sekarang masjid lebih lebar - lebih besar dan warga desa kembangan banyak yang merantau ditambah lagi warga yang banyak meninggal sehingga masjid pun kini terasa lega dan lenggang, tetapi biasanya akan terisi penuh diakhir romadhon karena sudah banyak warga yang datang dari rantau. Dan barulah semenjak tahun 90-an ibu - ibu bisa ikut berjama'ah sholat terawih di masjid yang sebelumnya para ibu - ibu teraweh dilanggar - langgar yang ada.

Suasana tergambar sangat meriah seusai melaksanakan sholat terawih , Telinga kita dimanjakan dengan adanya tadarusan Al-quran yang tartil menentramkan jiwa. Tadarus Al-quran ditahun 70-an dan 80-an. yang paling populer dan yang paling aktif adalah bapak H. Mansur, Bpk H. Muktar, Almarhum Bapak H. Umar, Bapak H. Mas Said, Bapak H. Zaini, Almarhum Bapak H.Sholeh (carik) , Bapak Tarlan, Almarhum Bapak Pandi, Bapak Abdu Samat, Almarhum Bapak Tarno, Bapak Maruji, Bapak H. Kasimun, dan Almarhum Bapak H. Jamal. Serta masih banyak yang lain.

Ketika menjelang waktu sahur masjid pun ramai kembali diramaikan oleh suara - suara tarhim yang mendayu merdu, Zaman dulu yang paling aktif membaca tarhim adalah bapak Tarlan , Bapak Maruji, Almarhum Bapak H.Sholeh (carik), Bapak Abdu Samat. Dari semua petarhim yang paling khas adalah suara tarhimnya bapak tarlan. Namun kini bapak tarlan hijrah kekota bandung. Dan ditahun 2000-an Tarhim dilantunkan oleh Almarhum Bapak H. Muntalib RT 2 (H. Ali) membangunkan warga menggunakan bahasa yang khas dengan ucapan " Jam telu kurang sak itik " Itulah suara kenang - kenangan Almarhum Bapak H. Muntalib.

Masih ditahun 80-an, Berbarengan dengan tarhim ada sekelompok remaja yang digawangi oleh Bapak kastar, Bpk Jumain, Bpk Maslikan , dan Bapak Roni membawa grup band andalannya yaitu "mbegidak masa", dan berkeliling kampung dengan tujuan ramai dan merianya alunan musik gendre melayu, membangunkan warga untuk sahur.

Namun kini semua tinggal kenangan dan diteruskan oleh Bapak Rasemat . Dengan majunya Zaman tarhim seakan - akan tidak diperlukan lagi karena setiap orang sudah dibangunkan oleh Alarem Hp masing - masing. dan semua rumah sudah memiliki jam dinding. Tahukah anda Orang kembangan yang pertama kali memiliki jam dinding ditahun 1970-an adalah Bapak Manan ayahnya Bapak H. Habib RT 6, Wak Rohmat yang didapatkan oleh mantunya yaitu Bapak Esnan dari Jakarta RT 2. Kemudian Jam yang berada di Masjid, dan jam dinding di mbale gedhe rumah Almarhum bapak petinggi Maskun.

Untuk romadlon siang hari aktivitas masih seperti biasa, anak - anak kecil lebih aktif dikali karena dengan alasan lebih adem. Sedangkan tahun ini 1437 H. Diwaktu siang warga desa kembangan menjalani ibadah puasa dengan santai karena pekerjaan sawah sebagai petani sudah rampung ditanam tinggal menunggu panen beberapa bulan lagi.

Menjelang berbuka puasa suasana romadlon kembali pecah meresap ke jiwa , Alunan doa Romadlon yang dilantunkan dengan nada yang khas, suara serak basah saudara Abdurkim alias cak dol RT 3, memberi sentuhan yang sangat mendalam, cak dol tidak sendiri dalam aksinya membius suasana biasanya kakak beliau yang bernama Muslimin atau cak min RT 3 turut andil, serta terkadang bapak mashuda waktu muda ikut meramaikan.

Doanya kurang lebih sebagai berikut :


أشْهَدُ أنْ لاَإلَهَ إلاَّ اللهُ أسْتَغْفِرُ اللهُ أسْألُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
Asyhadu allaa ilaaha illallah, astaghfirullah, as aluka ridlaaka wal jannah, wa na’uudzubika minannaar. .

Allahumma sallimna li Ramadhana Wa sallim Ramadhana lana waj’alhu minna mutaqabbalan

Ya ALLAH selamatkan kami untuk menyambut bulan Ramadhan dan jadikanlah Ramadhan indah buat kami, dan jadikanlah setiap amal yang kami lakukan sebagai ibadah yang diterima disisiMu
 
Saya bersaksi tidak ada Tuhan Selain Allah, Saya mohon ampun kepada Allah, Saya mohon Ridha-Mu, Surga­Mu dan selamatkanlah saya dari neraka.” Mu dan selamatkanlah saya dari neraka.

اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فاَعْفُ عَنَّا
Allahumma innaka ‘afuwun kariim, tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annaa
Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Dzat Maha Pengampun lagi Maha Pemurah, senang pada ampunan, maka ampunilah kami, wahai Dzat yang Maha Pemurah. (HR Tirmidzi)


Setelah buka puasa tiba, keindahan kembali muncu di masjid dan di langgar - langgar, keramaian, kebersamaan terbentuk, ketika itu berebut jaminan (ta'jil) meski hanya seperti katol dan bolet. Sungguh sangat indah waktu itu.

Demikianlah sedikit kenangan Paklik prasojo Kaniraras ketika bulan romadlhon dimasa lampau. Jika ada salah kata mohon maaf sebesar - besarnya.

Dirilis    : Admin Desa Kembangan
Penulis  : Paklik prasojo kaniraras
Sumber : Paklik prasojo kaniraras

Sunday, 10 April 2016

Impian Pemuda Dan Gambaran Desa Kembangan Di Tahun 70-an _ Episode 10


Masih di cerita rakyat dan budaya desa kembangan bersama paklik Prasojo Kaniraras, Dikarenakan Kesibukan inti paklik Prasojo Kaniraras sehingga baru bergabung lagi ditengah - tengah grup unik Cangkru'e Desa Kembangan.


Langsung saja untuk mengobati rindu cerita rakyat dan budaya Desa Kembangan Bersama Paklik Prasojo Kaniraras, Monggo nikmati kemasan bernuansa jadul sebagai berikut :


Memasuki awal tahun 1986 listrik terbukti sudah mengaliri desa kembangan, namun pada waktu itu tidak seluruh warga yang memasang listrik untuk rumahnya. Memang sudah banyak yang mendaftar , yang pertama mendaftar adalah golongan orang - orang yang mampu dalam segi finansial ( keuangan ) meski untuk DP pemasangan hanya 250 Ribu dan pelunasan 200 Ribu untuk daya 450 watt dengan teganan voltase 110. Namun ada golongan yang tidak berani memasang listrik , selain dari segi kurangnya ekonomi dikarena juga mereka minimnya pemahaman tentang listrik sehingga takut akan bahaya kesetrum (tersengat) listrik.

Bagi warga yang belum memasang listrik kebanyakan dari mereka menyalurkan listrik dari tetangganya yang memiliki meteran PLN. Lambat laun waktu terus berlalu bagi penyalur mengalami dan merasakan suka duka tentang pengaturan setrum dari pihak yang punya meteran PLN. Untuk kisah sukanya penyalur merasakan listrik dengan tarif murah, si penyalur  hanya dibebani sedikit dalam pembayaran meteran listrik. Dan kisah Dukanya menjadi permasalahan umum bagi seluruh warga yang menyalur listik dari tetangga baik warga etan , kulon , elor dan kidol. Sebagai contoh suka dukanya ketika si penyalur ingin menyalahkan TV ternyata saluran belum dinyalakan oleh si pemilik meteran, Sudah adzan magrib lampu juga belum menyala ternyata sipemilik meteran lupa menyalakan, dan pernah juga si penyalur menggunakan lampu agak terang mendapat omelan dari si empunya meteran, dan banyak kisah unik lainnya.
Dengan keluh kesah para penyalur dipertengahan tahun 1986 Petinggi Maskun mengumumkan bahwa ada gelombang kedua untuk pemasangan listrik, akhirnya para penyalur rame - rame mendaftar untuk memasang meteran gelombang kedua, disitulah hampir seluruh warga memasang meteran karena sudah mengetahui manfaat dan paham akan listrik.

Adanya listrik didesa kembangan memberi sedikit efek untuk terlihat maju warga desa kembangan, karena yang dulunya tidak ingin membeli TV dengan adanya listrik mulai banyak warga desa kembangan yang memiliki  TV meski hanya Hitam Putih. Namun dengan banyak warga yang memiliki TV memberi efek Negatif terbukti banyak guru ngaji yang mengeluh karena banyak muridnya yang bolos hanya ingin menonton TV. Kala itu film - film yang menjadi kegemaran anak - anak seperti, G Force, Rin tin tin, silverhak, ACI dll, Meskipun saat itu hanya pemancar saluran TVRI yang menjadi chanel utama.

Jalanan perapatan yang dulunya gelap gulita dengan adanya listrik, mewajibkan pemilik meteran untuk memasang lampu minimal 5 Watt didepan rumahnya masing masing. Dengan itu jalanan menjadi sedikit terang dan anak - anak tidak takut lagi untuk bermain dijalanan.

Disisi lain dengan sejuta manfaat listrik masuk desa, namun ada sisi berbahaya, pernah suatu ketika karena belum paham betul dengan setrum listik bapak Almarhum Tarjit RT 7 (bapak dari RT subawi ) pernah tersengat listrik ringan hingga tubuhnya terjatuh. tidak lama kemudian Almarhum mbah Karlin RT 7 (mbahnya pak maslik) menjadi orang kedua yang kesetrum, sedangkan ketika itu yang paham betul soal listik di RT 7 adalah wak Dasan (Bapaknya Nik), hingga banyak tetangga bila ada kerusakan aliran listrik meminta bantuan mertua Abu Amar tersebut.

Listrik merubah segalanya yang dulu ketika selametan jemua wage ( Jumat wage ) selalu memasang lampu strongkeng atau petromak dengan adanya listrik, lampu - lampu tersebut menjadi menganggur disimpan digudang rumah.

Langgar - langgar yang dulunya tidak ada speaker seakan berlomba - lomba memasang speaker sehingga bila sholat wajib tiba , langgar - langgar diramaikan dengan pujian (sholawat) anak - anak. Pujian atau sholawat menjadi warna yang begitu ramai di langgar - langgar, suara anak kecil mendayu merdu , hingga suara serak menjelang iqomah tiba. Sungguh indah masa itu desaku ramai dengan suasana islami bersama anak - anak.  Namun dengan adanya kemajuan zaman seperti adanya gadget membodohkan anak - anak jaman sekarang, bila ada adzan seakan semakin fokus dengan gadgetnya yang bergetar. Semoga anak - anak kita terarah meski jaman sudah serba instan seperti ini.. Amiiin

Bersambung lagi ya brooo... Nantikan cerita rakyat dalam kemasan sosial budaya desa kembangan hanya di Cangkrukke Desa Kembangan ( CDK).

Jika ada salah kata dalam penyebutan nama dan lainnya mohon maaf sebesar - besarnya,. terimksh 

Dirilis  : Oleh Admin Cangkru'e Desa Kembangan
Penulis : Pak lek Prasojo Kaniraras
Sumber : Pak lek Prasojo Kaniraras dan Pakdhe Guno
Lainnya : Baca cerita rakyat lainnya.

Sunday, 13 March 2016

Impian Pemuda Dan Gambaran Desa Kembangan Di Tahun 70-an _ Episode 9


Pada tahun 1985 kegiatan pemuda pada masa itu masih belum mendapat suntikan atau dukungan dana dari pemerintahan desa . Sehingga segala kegiatan pemuda desa seperti mengadakan perlombaan atau yang lainnya menggunakan dana yang dihasilkan dari kreatifitas pemuda itu sendiri. Karena pemuda ingin memupuk keramaian, kecerian , kebersamaan para pemuda desa kembangan seperti pada waktu itu yang menjadi desa motivator adalah desa mbulu.

Meskipun banyak sekali pemuda pada usia produktif yang pergi merantau, untungya masih ada beberapa pemuda yang mau peduli dengan aktifitas didesa sehingga desa kembangan tidak tertinggal dari desa yang lainnya, seperti kelompok yang digawangi wak' roko dan kawan - kawan selalu setia meramaikan desa.

Dengan segala kesederhanaan isi dari perayaan kemerdekaan dalam hal ini 17 Agustusan di desa kembangan. Tak lama kemudian pemerintahan petinggi Maskun, memiliki program desa yang disiarkan langsung oleh bayan matoran RT 3, yaitu tentang penumpasan seluruh rumpun bambu atau barongan yang bertitik ditengah desa. Hal tersebut untuk menghadapi program pemerintah yang berupa " Lisrik Masuk Desa ". Setelah warga beberapa kali mendapat penyuluhan dari pemerintah tentang bahaya bambu yang mengganggu kabel listrik , maka warga dengan senang hati membongkar barongan miliknya sendiri- sendiri. Apalagi ditambah pemerintah mengultimatum melalui PLN " Tidak akan dipasang listrik sebelum barongan ditengah desa benar - benar habis".

Setelah mendengar siaran dari bayan matoran para pemuda bersorak ceria, kebahagiaan tiada terkira tergambar disetiap wajah pemuda karena impian yang dinanti oleh pemuda tahun 70-an sudah terkuak didepan mata ditahun 1985. Dapat kita bayangkan ditahun - tahun sebelum adanya listrik, untuk wilayah sekaran dan sekitarnya. Hal kecil seperti memfotocopy ijazah saja harus bersusah payah pergi jauh ke kota lamongan, meskipun pada masa itu biaya fotocopy per lembar hanya 10 Rupiah.

Memang daerah kecamatan sekaran saat itu menjadi wilayah yang sangat tertinggal tentang listrik masuk desa. Pada tanggal 12 September 1985 tiang - tiang listrik mulai didirikan di didesa kembangan yang dipasang di titik - titik rencana akan dilalui kabel PLN. Dengan adanya tiang - tiang yang didirikan tersebut pemuda desa semakin percaya bahwa desa kembangan akan dialiri listrik.

Sesudah tiang listrik didirikan beberapa bulan kemudian kabel utama  dipasang. Dan petinggi maskun mengumumkan siapa saja yang ingin rumahnya dialiri listrik harus segera mendaftar, memang sudah lama diimpikan listrik masuk desa sehingga warga sangat antusias mendaftarkan rumahnya untuk dialiri listrik.
 
Pada masa  itu memang sudah banyak yang mendaftar , yang pertama mendaftar adalah golongan orang - orang yang mampu dalam segi finansial ( keuangan ) meski untuk DP pemasangan hanya 250 Ribu dan pelunasan 200 Ribu untuk daya 450 watt dengan teganan voltase 110. Namun ada golongan yang tidak berani memasang listrik , selain dari segi kurangnya ekonomi dikarena juga mereka minimnya pemahaman tenntang listrik sehingga takut akan bahaya kesetrum (tersengat) listrik.

Sebenarnya sebelum listrik masuk desa , warga desa kembangan yang bermukim dibagian embong kulon seperti Warung H. Soradi , Wak Tarsi, Wak Saumi ,Toko H. Mari dan Pokesmas sudah merasakan listrik terlebih dahulu, melalui saluran yang diambil dari warga desa Siman. Desa siman yang memanfaatkan disel sebagai tenaga listrik , yang membangun gardu listrik pada tahun 1984 berisi 2 unit disel besar yang berada di pasar siman. Warga desa siman sendiri merasakan listrik juga hanya malam hari sampai dini hari kira - kira sampi jam 2 atau 3 pagi.

Itulah gambaran awal listrik masuk desa, dan sedikit ketertinggalan desa kembangan dengan desa tetangga. Semoga dengan segala kesigapan, kesiapan pemerintahan desa saat ini . mampu menjadikan desa kembangan selangkah bahkan dua langkah lebih maju dari desa lainnya. Amiin.

Bersambung lagi ya brooo... Nantikan cerita rakyat dalam kemasan sosial budaya desa kembangan hanya di Cangkrukke Desa Kembangan ( CDK).

Jika ada salah kata dalam penyebutan nama dan lainnya mohon maaf sebesar - besarnya,. terimksh 

Dirilis  : Oleh Admin Cangkru'e Desa Kembangan
Penulis : Pak lek Prasojo Kaniraras
Sumber : Pak lek Prasojo Kaniraras dan Pakdhe Guno

Wednesday, 24 February 2016

Warga Desa Kembangan Menangkap Ular Piton Reticulatus ( Sanca Kembang)



Desa Kembangan - Tertangkap seekor ular Sanca Kembang atau sering disebut Piton Reticulatus di desa Kembangan, Sekaran , Lamongan. Pada Selasa (23/2/2016) pukul : 00.30 malam, warga desa kembangan berhasil menangkap ular dengan panjang 3,7 meter di pojok desa.

Ular yang berbobot 18 kilogram itu berhasil ditangkap oleh saudara Mono (RT 7) dan dua orang warga lainnya. Awal kemunculan ular yang bermotif cantik itu tidak ada yang tahu, mungkin ular yang kelaparan dari habitat aslinya dan berburu makanan dipemukiman warga. Penangkapan ular bermula dari salah satu warga sebut saja kak mael (RT4) yang sedang mencari ikan ( nyulo), dengan alat sengkap ditangan, tiba - tiba kak mael melihat ular yang berukuran besar itu dipinggiran kali. Dengan keadaan kaget kak mael memanggil dua warga yang sedang nongkrong di warung kopi, yaitu Mono dan pemilik warung kopi (Joko) RT 7, untuk membantu penangkapan.

 
Setelah beberapa saat proses penangkapan dengan strategi amatir tanpa keahlihan, yang mana para penangkap hanya bermodalkan nekat, Joko menangkap kepala , kemudian Mono dan kak mael memegang badan dan ekor ular tersebut.

Bapak Subawy selaku ketua RT 7 mengakui adanya penemuan ular tersebut " ya memang warga saya menangkap ular sebesar kentol " _ ungkap pak RT 7 yang berdada bidang itu.

Pithon yang memberontak dimasukkan dalam karung, tidak lama kemudian banyak warga yang berdatangan bahkan dari tetangga desa juga turut menyaksikan ular yang tertangkap. Karena si penangkap tidak ada yang berani merawat di panggillah Zuri warga RT 4 , di percaya untuk merawat ular tersebut.


Reptil raksasa itu pernah ditawar Habibi warga desa Siman dengan harga 150 Ribu. Untuk dilepaskan dihabitat aslinya yaitu hutan yang jauh dari pemukiman. Habibi yang mengaku sebagai pemburu ular dan pencinta berbagai jenis reptil dan hewan lainnya itu merasa kasihan melihat ular yang tertangkap.


Pernah direncanakan arek - arek kembangan, akan disumbangkan ke tempat wisata Zoo Goa Maharani dengan syarat uang capek diberikan ke pihak penangkap.

Yang pasti penangkapan ular besar itu tergolong kejadian langkah di bumi desa kembangan, tak heran menjadi tontonan dan hiburan bagi warga desa kembangan termasuk tetangga desa.


Sehari semalam ular di tempatkan dalam kandang kawat di rumah Zuri. Kemudian Zuri menyerahkan kepada Habibi karena percaya bahwa ular tersebut akan dikembalikan kehabitatnya.

" Soal duit saya tidak tahu karena itu semua pihak Habibi dan si penangkap " Ungkap Zuri di akhir perbincangan.

Semoga Habibi benar - benar mengembalikan ular tersebut kehabitat aslinya dan tidak ada lagi ular yang berkeliaran diperkampungan.  (Adm/Adm).

Saturday, 20 February 2016

Impian Pemuda Dan Gambaran Desa Kembangan Di Tahun 70-an _ Episode 8


Persepak bola-an desa kembangan sementara mengalami kevakuman karena lapangan Embong Etan belum bisa difungsikan, masih membutuhkan perbaikan sana sini, penggurukan, pembabatan rumput liyar dan semak - semak belukar masih harus dilakukan. Bersamaan dengan itu, para pemuda  banyak yang merantau , sehingga pemuda yang tinggal didesa hanya beberapa orang saja yang aktif, jadi untuk perbaikan lapangan kurang maksimal. Pada tahun 1984 itul pula semangat  pemuda karang taruna desa kembangan mengalami kemunduran.
 
Sehingga pada tahun 1985 kegiatan pemuda terpecah menjadi dua, yaitu kubu barat masjid dan timur masjid. Tetapi yang lebih aktif adalah sebelah barat masjid, yang digawangi oleh bapak Arji, bapak  mastolik, bapak Fauzi (cak kadir), Almarmum bapak mahmud, bapak maskod, bapak wito capel dan lain - lain.

Hingga pada suatu ketika peringatan hari kemerdekaan tiba, kubu barat masjid mengadakan berbagai macam lomba , dari tarik tambang , kpruk kendil, balap karung , makan krupuk , dan lain - lain seperti lomba - lomba peringatan kemerdekan hingga saat ini. Pada tahun itulah pertama kali desa kembangan mengadakan kegatan lomba -lomba  agustusan. itupun pesertanya hanya anak - anak sebelah barat masjid.

Tahukah anda sekalian , penggagas adanya lomba - lomba peringatan kemerdekaan didesa kembangan berawal dari obrolan ringan cak fauzi (kadir culaksono ) RT 3,  dan cak mastolik RT 2. yang mana tidak mau kalah dengan desa - desa yang lainnya. Memang pada saat itu desa kembangan bisa dibilang sangat tertinggal (mlempem) dalam hal kegiatan seperti itu.

Lebih semangatnya lagi didalam kelompok ini, tergabunglah wak wa roko warga RT 1 yang saat itu menjadi penjual bakso keliling, ikut bergabung dan memeriahkan jalannya perlombaan sebagai pembawa acara. meski wa waroko yang belum lama menjadi warga desa kembangan setelah menikah dengan ibu cempluk. serta seketika itu bakso wa waroko menjadi laris dan terkenal setelah acara agustusan selesai, Dari situlah wak waroko menjadi legenda sampai saat ini.

Untuk mengadakan kegiatan seperti itu, para pemuda meminta sumbangan kepada setiap pintu warga RT 1, RT 2, dan RT 3. Karena dana untuk perlombaan dari desa tidak pernah ada sebelumnya. Dan panitia mencari tempat perlombaan , halaman yang luas terdapat di RT 3 yang sekarang ditempati ibu Hj. Wati dan Bapak Kades Mas Huda.

Meskipun kegiatan hanya dilaksanakan oleh separuh pemuda desa kembangan ( kubu barat) namun kegiatan itu berjalan sangat meriah. dari awal perlombaan hingga malam penyerahan hadiah. Malam penyerahan hadiah saat itu diselenggarakan diatas pentas yang sederhana meskipun listrik saat itu belum ada.


Bersambung lagi ya brooo... Nantikan cerita rakyat dalam kemasan sosial budaya desa kembangan hanya di Cangkrukke Desa Kembangan ( CDK).
 
Jika ada salah kata dalam penyebutan nama dan lainnya mohon maaf sebesar - besarnya,. terimksh 
 

Dirilis  : Oleh Admin Cangkru'e Desa Kembangan
Penulis : Pak lek Prasojo Kaniraras
Sumber : Pak lek Prasojo Kaniraras dan Pakdhe Guno

Saturday, 23 January 2016

Sejarah Moden Desa Kembangan






Setelah absen beberapa pekan karena kesibukan inti kini paklik prasojo hadir kembali menjumpai anda sekalian melalui tulisan , dan pada kesempatan ini pula paklik prasojo kaniraras akan bercerita mengulas tentang sejarah moden desa kembangan .


Moden secara bahasa adalah orang yang memimpin doa sedangkan secara istilah berarti seorang pamong desa yang bertugas mengurusi bidang agama (pada umumnya didaerah jawa timur) sedangkan didaerah lain ada yang menyebutnya kaom atau kaoman yaitu orang yang memimpin suatu kelompok atau kaum muslimin sehingga orang jawa pada masa belanda menyebutnya kauman yang berarti: "kanggo uripe iman" (buat hidupnya iman).

Di desa kembangan pada zaman belanda belum mempunyai seorang moden baru lah pada awal abad 20 tepatnya pada dasawarsa pertama ketika desa kembangan di pimpin oleh petinggi atau kepala desa yang bernama Kartoweryo pada tahun 1901. Pada saat itu petinggi kartowiryo hanya menunjuk seseorang untuk mimimpin agama islam didesa kembangan , seseorang yang ditunjuk adalah mbah Suja'i Riddin sebagai tokoh agama islam didesa kembangan.

Setelah ditunjuknya Suja'i riddin sebagai pemuka agama pertama kali, selang beberapa tahun petinggi kartowiryo menunjuk kembali mbah sakiyo sebagai moden tepatnya tahun 1905, mbah sakiyo inilah moden pertama kali didesa kembangan.

Mbah sakiyo juga orang yang pertama sebagai penggagas untuk pendirian masjid desa kembangan pada tahun 1911, seperti yang telah dikisahkan oleh paklik prasojo kaniraras pada sejarah masjid desa kembangan yang lalu. Sedangkan mbah sakio adalah salah satu warga desa kembangan RT 6, Keturunan mbah sakiyo ke 5 adalah bapak H. Suarno. Sedangkan Bapak H. Suarno sendiri sekarang menjadi moden di darmo permai Surabaya. (Silsilah keturunan , 1 = anak , 2= putu , 3 = buyut , 4 = canggah, 5 = wareng, 6 = udeng - udeng , 7 = gantung siwor ) jadi pak H. suarno adalah keturunan ke 5 disebut wareng. Mbah sakiyo menjadi moden didesa kembangan selama 17 tahun (1905 - 1922 ).

Kemudian pada tahun 1923 di gantikan oleh Muhammad Arid sebagai moden kedua di desa kembangan, sedangkan Muhammad Arid adalah seorang warga RT 5 keluarga dari pak Siti usman, dan keturunan yang masih ada adalah saudara Hada', Amri dan ibu rodiah sebagai canggah, sedangkan Nynta anak dari ibu rodiah sebagai wareng. Namun Muhammad Arid tidak lama menjabat sebagai moden hanya 3 tahun , karena beliau sakit dan wafat pada tahun 1926.

Pada tahun 1927 Muhammad Arid di gantikan oleh mbah Muhammad Rais sebagai moden ke 3 desa kembangan, Muhammad Rais adalah salah satu warga RT 5 keluarga dari bapak H. Majid atau H. Sajam yang merupakan buyutnya,  hadi dan ismail sebagai canggahnya serta veni , rois dan muis sebagai warengnya. Muhammad Raiz menjadi moden dari tahun 1927 - 1947 yang berarti 20 tahun.

Tahun 1948 Mbah masrin ditunjuk menjadi moden oleh petinggi maskun sebagai moden ke 4 desa kembangan , Mbah masrin adalah bapaknya Almarhum wak carik abdul sholeh , atau mbahnya mokhsen. Sedikit cerita riwayat mbah masrin , mbah masrin merupakan putra seorang pamong yang bernama mbah kasiban . Pada masa mudanya mbah masrin dihabiskan dipondok pesantern langitan tuban, sehingga mbah masrin dipercaya untuk mengasuh mbah yai Faqih saat masih kecil. Setelah Lulus dari pesantren langitan kemudian menjadi guru ngaji di pondok siman. Mbah masrin wafat pada tahun 1968 sehingga terhitung 20 tahun menjadi moden dari tahun 1948 - 1968.

Sepeninggal mbah masrin desa kembangan sementara waktu tidak memiliki moden baru beberapa tahun kemudian pada tahun 1972 Petinggi Maskun mengadakan pemilihan moden. yang berkandidat 3 calon yaitu 1, Alm H. Jamal bapaknya Baidlowi, 2, Mukhtar bapaknya senden kamid 3, Mashur / adik dari wak senden ikhnar, Mashur adalah bapaknya mastokah atau mbahnya boby dengan kata lain suami pertama ibu marni . Pada pemilihan moden ini dilakukan seperti halnya pilkades, dan pada waktu itu yang terpilih adalah Alh . H. Jamal. Kemudian pelantikan resmi sebagai moden ke - 5 pada tahun 1973.

Pada awal masa moden jamal atau zainudin, menjalankan tugas sebagai pamong desa tidak langsung bergabung dengan takmir masjid. tugas utama moden Jamal kala itu hanya bertugas mengurusi kematian dan orang nikahan. Sementara urusan dakwa agama takmir masjid dikendalikan oleh tokoh - tokoh yang lebih sepuh diantaranya bapak H. Manan, Bpk H. Guru Sukandar. Bapak Sutarjo Kakak dari H. Mansur dan Pak H. Majid atau Sajam. dan di bantu anggota yang junior diantaranya Bpk . H Mansur atau H.suraman , Bpak H. Mukhtar , Bpk Mastur ., pak Zaen / Zaini , Bapak Tarlan , Bapak H. Mad  Said dan bapak H. Suarno. Sementara 2 kandidat yang tidak terpilih dalam pemilihan moden bapak H. muktar dan pak mashur menerima terpilihnya bapak moden jamal dengan kebesaran jiwa, kelapangan dada dan hati yang ihklas. Bapak H. Mukhtar tetap mengabdi pada desa, sedangkan pak Mashur memilih merantau ke jakarta.

Selama menjabat sebagai moden Bapak H. Moden jamal memiliki perjalanan yang penuh dinamika mewarnai desa kembangan. Sehingga dalam penjabatanya moden H. Jamal merasakan 3 demensi pemerintahan desa yaitu bapak MaSkun , bapak maskuri, dan Bapak bambang.

Pada masa moden Jamal juga didesa kembangan mampu mengadakan khol pertama kali di area makam desa kembangan yaitu  pada tahun 2009 setelah terjadi tarik ulur usulan dari salah satu warga akhirnya wak mudin jamal menyetujui di adakannya khol. Bapak Modin jamal wafat pada tahun 2010, dan untuk sementara waktu pada pemerintahan petinggi bambang tidak memiliki moden.

Barulah tahun 2012 Baidlowi ditunjuk sebagai moden ke 6 desa kembangan setelah tiga calon yang diajukan oleh pamong desa mengundurkan diri yaitu Bapak Zaini , Bapak Mad Rozi Dan Bapak Mujiono . Dan pada pemerintahan petinggi bambang inilah pertamakali Tugas Moden dibagi menjadi Dua yaitu Moden kematian dan moden perkawinan. Baidlowi sebagai moden kematian dan takmir masjid sedangkan pak Udin suami dari ibu Saadah sebagai moden pernikahan.

Sedikit kisah Moden ke 6 Baidlowi , kini masyarakat desa kembangan memiliki moden yang sangat nyentrik, dengan gaya gaul anak muda, dan memiliki gaya rambut khas yang panjang. Pada awal - awal menjalankan tugas sebagai moden warga desa kembangan dikejutkan dengan kejadian - kejadian yang dialami oleh moden baidlowi. Sedangkan kebanyakan warga tidak paham suatu ilmu yang didalami oleh baidlowi , bisa saja disebut dengan ilmu ma'rifat. Seperti halnya ketika melantunkan pembacaan tahlil tidak jarang mendadak berhenti mungkin karena saking dalamnya penghayatan pembacaan tahlil, untung saja dibelakang moden baidlowi selalu ada yang menggantikan dan melanjutkan bacaan tahlil.

Dimasa Moden baidlowi juga istilah uang sholawat kematian ditiadakan untuk meringankan keluarga yang berduka cita. Satu lagi kisah menarik dari seorang Moden Baidlowi ketika para pamong desa di undang bermain futsal dilamongan dan kebetulan grupnya pak mashuda atau pamong desa kembangan pertanding melawan tim Bupati lamongan , setelah pertandingan futsal selesai petinggi mashuda didekati oleh bupati lamongan bapak Fadeli , petinggi huda ditanya oleh bupati lamongan , " Des pemain kamu yang gondrong itu preman mana ??" begitu tanyanya.. Lalu dijawab pak kades Huda " Itu moden saya pak ".. Seketika itu Bupati lamongan terkejut. Lalu bupati lamongan mendekati Moden Baidlowi sambil meng elus - elus rambutnya baidlowi dengan berucap " Rambutnya dipotong ya den ",., Namun Moden Baidlowi tetap mempertahankan gaya rambutnya.  

Dan kisah moden baidlowi yang paling anyar yaitu ketika pak haji ridwan mengadakan Hajatan sukuran berpamitan umroh dan hajatan sunatan. terjadi mis komunikasi antara modin baidlowi dan pak haji ridwan . ketika itu moden baidlowi memimpin selametan di RT 6 sedangkan para kiyai yang di undang bapak H.ridwan. seperti . Pak yai dari pengean , mbah H. Asnawi / mbah wi, yai makmun, pak manan , dan pak sofyan kelima kiyai ini telah hadir dan menunggu lama dirumah pak H. Ridwan, ternyata jamaah selametan masih mengikuti selametan yang dipimpin baidlowi dan inilah kejadian pertama kali selametan didesa kembangan kiyai menunggu moden dan jamaah selametan. Sehingga H. Ridwan tersipu malu sedangkan kelima kiyai ini ditemani ngobrol oleh pak haji seafood atau reza saputra sampai jamaah selametan datang. 


Keunikan mudin baidlowi adalah maniak ngopi alias ngobrol perkara iman. di setiap nyangkruknya di kedai - kedai kopi , disela - sela obrolannya sedikit banyak sambil berdakwa. itulah sedikit cerita nyentrik moden baidlowi.

Diatas adalah sedikit kemasan tentang sejarah moden desa kembangan, bila ada salah kata mohon maaf sebesar - besarnya. semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua dan sekaligus sebagai gambaran yang penuh sejarah bagi anak cucu kita. Amiin

Dirilis  : Oleh Admin Cangkru'e Desa Kembangan
Penulis : Pak lek Prasojo Kaniraras
Sumber : Pak lek Prasojo Kaniraras dan Pakdhe Guno

Thursday, 31 December 2015

Renungan Malam Menjelang Tahun Baru (2016)_Bersama Paklik prasojo Kaniraras


Renungan malam menjelang tahun baru. Dengan berakhirnya bulan desember sudah dapat dipastikan langsung berganti bulan januari persisnya tgl 31 Desember pukul 00.00, malam itu juga langsung beraalih tanggal 1 januari, ini lah yang disebut perayaan tahun baru, biasanya pesta hura -hura, hiburan digelar dimana - mana, bunyi terompet bersautan, pesta kembang api yang meriah untuk menandai pergantian tahun meluncur ke awang - awang dengan warna-warni nan indah, dari anak - anak, remaja, pemuda, dan orang dewasa semua larut dalam perayaan pergantian tahun malam itu, begitu pula lara pedagang makanan baik yang restoran maupun yang kaki lima seperti warung pecel lele, soto, nasgor, bakso, mie ayam, seafood, dll biasanya semua ikut kelarisan bahkan tidak sedikit pedagang yang rela menututup warungnya hingga subuh, itu terjadi hampir diseluruh kota - kota besar di indonesia.
Yang menjadi pertanyaa paklik prasojo kaniraras kenapa perayaan pergantian tahun atau malam tahun baru masehi yang notabene adalah tahunnya orang - orang non muslim begitu meriah dan penuh hura - hura yg diirayakan oleh masyarakat indonesia baik yang muslim maupun non muslim begitu sangat ramai dan meriah sampe - sampe aparat kepolisian jauh - jauh hari sudah mengantisipasi untuk mengamankan malam tahun baru.

Memang tahun masehi lebih populer yang menurut orang - orang non muslim , tahun baru dimulai dari lahir nya isa al masih itu tidak bisa kita pungkiri lagi karena sudah menjadi pedoman tahun dunia diabad modern ini yang berdasarkan penanggalan peredaran matahari. Berbeda dengan tahun hijriyah yaitu tahun khusus untuk orang islam yang perhitungannya dimulai dari hijrahnya Nabi Muhammad SAW, dari makkah ke madinah dan perhitungan penanggalan yang berdasarkan beredarnya bulan mengelilingi bumi, dan setiap tahunnya pasti selisih 10 hari dengan tahun masehi, cara perayaannya pun berbeda biasanya perayaan tahun baru islam tepatnya 1 muharam / 1 suro diperingati secara khidmat dan khusyu' diisi dengan doa - doa atau shalawat nabi. Ya sudah biarlah tahun apa saja yang jelas itu semua hanya lah untuk menandai suatu kurun waktu yang masing - masing punya bilangan 12 bulan sehingga disebut 1 tahun.
Yang menjadi renungan paklik prasojo kaniraras adalah sudakah kita berfikir atau mengoreksi diri kita dalam mengarungi kehidupan ini sementara waktu terus berlalu merambat, merangkak menuju titik akhir yang pasti kehidupan ini ada batasnya, memang setiap pergantian tahun secara matematika umur kita bertambah tetapi pada hakikatnya usia atau jatah hidup kita semakin berkurang dengan kata lain setiap hari kita beranggsur mendekati ajal. Sementara disisi lain kita setiap hari disibukkan dengan urusan duniawi yang mana hidup dizaman modern sekarang ini kebanyakan orang - orang hanyalah mengejar dan mencari uang dan uang yang banyak, tapi paklik prasojo kaniraras percaya dan berharap kepada segenap anggota CDK semuanya disamping kita sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup jangan sampai lupa marilah kita barengi beribadah kepada Allah SWT, sehingga hidup ini bisa berjalan seimbang dunia dapet akhirat slamet itulah harapan kita.
Setelah merayakan pesta tahun baru biasanya tanggal 1 januari banyak yang bangun kesiangan ada pula yang punya agenda plesiran atau wisata ke tempat - tempat yang sudah direncanakan, dan untuk selanjautnya pasti kita menapaki perjalanan hidup diawal tahun yang penuh harapan yang lebih baik lagi daripada tahun kemarin, kadang - kadang kita terlena dan hampir - hampir tak kita sadari bahwa umur kita telah setahun lebih yang kita habiskan ditanah rantauan, bagi yang merantau itu paklik prasojo kaniraras memaklumi karena untuk mencari penghidupan yang lebih baik dalam 1 tahun , paling - paling kita menikmati hidup dikampung halaman hanya seminggu atau dua minggu ketika mudik lebaran saja.
Tetapi kalo boleh memilih hidup ini paklik prasaja kaniraras lebih senang hidup dikampung di desa, suasana desa yang damai, aman, sejuk, aktivitas desa yang alami, pagi -pagi ke sawah pulang sore, lalu maen volley ada waktu santai kita bisa nongkrong diwarung kopi tinggal pilih warung kopi wak kholik, pak tari, warung kopi joko, warung kopi kamil , warung kopi asal - asalan dan warkop yang lainnya, juga  bila ba'da magrib atau isya ada yang mengundang kita slametan atau kenduren lebih mengena dalam segi perut atau religi serta sosialnya . Pokoknya hidup didesa itu lebih santai dan sambil menikmati nikmatnya beribadah, tetapi ya itu pak lik prasojo kaniraras tidak punya uang banyak tidak bisa beli mobil seperti dulur - dulur yang ada dirantauan,  ya biarlah paklik prasojo hidup didesa sambil mengabdi untuk desa walaupun hanya dengan kerjabakti yang penting hidup itu harus ada manfaatnya bagi org lain dan sekitar karena kita sebagai makhluk sosial.
Sementara pak lik prasojo didesa berkawan dengan orang - orang yang setia pada tanah kelahiran seperti, marko_mono, arif uye, baedlowi modin, syuhada, amri palu, rudi wak pake, bawi alexander, rusdi inilah kawan - kawan paklik prasojo yang juga disebut kawan bujang lapuk atau jejaka tua pak lik prasojo sendiri juga heran kenapa kawan - kawan ini seneng hidup membujang dan ada juga jejaka yang sudah agak tua tetapi belum disebut bujang lapuk diantaranya Mulyadi sastro dikempit , solikhin masita, ali kucing, azhar/kastar, irawan rt 6 dan lain - lain tetapi mereka hidup dirantauan padahal sering banyak uztad yang memberi saran cepat - cepat lah menikah sebelum terlambat tetapi bagaimana lagi wong itu sudah menjadi pilihan mereka dan pak lik prasojo selalu berdoa semoga kawan - kawan yang disebut diatas agar cepat mendapat jodoh.
Perlu diingat hidup ini tidak bisa memilih karena sudah digariskan yang Maha kuasa tetapi untuk menjadi baik atau jadi buruk itu adalah pilihan, maka marilah kita berusaha untuk jadi orang yang lebih baik. Demikian sedikit renugan dari paklik prsojo kaniraras ada kurangnya, salah kata mohon maaf yg sebesar - besarnya.

Penulis : Paklik prasojo kaniraras

Wednesday, 23 December 2015

Acara Mauilid Nabi Muhammad SAW , dilihat dari sosial budaya oleh Paklik prasojo kaniraras



" Tiga (3) hal yang aku takuti akan menimpa umatku setelah aku tiada : Kesesatan sesudah memperoleh pengetahuan , fitnah - fitnah yang menyesatkan dan sahwat perut dan kemaluan ". (HR Ar Ridha).
 
Mauilid nabi Muhammad SAW tahun ini di peringati pada tanggal 24 Desember 2015 yang bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul awal, dimasyarakat dan mungkin di lingkungan sekitar kita, jika kita cermati sering terjadi friksi dan gesekan, mulai dari yang ringan hingga ke gesekan yang keras tentang klaim sebagian kelompok yang paling ahli dalam meneladani sunnah Nabi Muhammad SAW, karena saking semangatnya mengaku sebagai kelompok yang paling benar.

Ini kondisi yang sangat memprihatinkan maka jika kita baca hadist diawal pada tulisan ini dengan seksama, betapa kesesatan setelah mendapat pengetahuan terlihat begitu jelas. Untuk mengetahui mana kelompok yang benar dan mana kelompok yang salah sebenarnya mudah saja kita kembalikan pada Al Qur'an dan As sunnah, kita lihat dalil -dalil yang ada, apakah sebuah ibadah yang dilaksanakan itu berlandaskan dalil Al Qur'an dan hadist, atau hanya hasil proses kreatif manusia dizaman itu.

Inilah pentingnya memperingati maulid nabi Muhammad SAW. Dan alhamdulillah remaja masjid desa kembangan setiap tahunnya selalu menggelar acara maulid nabi dan pada tahun ini remaja masjid desa kembangan beserta takmir insya Allah  akan memperingati maulid nabi pada tanggal 3 Januari dengan acara pengajian yang diisi oleh kiyai dari rembang jateng.

Disisi lain ada suatu kelompok yang mempunyai sudut pandang berbeda bahkan tidak sedikit yang mengatakan bahwa perayaan maulid seperti itu adalah perayaan yang bid'ah karena dizaman nabi Muhammad SAW tidak ada peringatan maulid. Selama peringatan maulid itu tidak dipahami sebagai ibadah maka memperingatinya boleh - boleh saja.

Maulid nabi Muhammad SAW adalah momentum dakwah yang baik untuk kembali mengingatkan umat tentang pentingnya meneladani Nabi Muhammad SAW. Perintah meneladani nabi Muhammad SAW juga disampaikan di dalam Al Qur'an yang artinya : sungguh telah ada pada diri Rasullah itu suri tauladan yang baik bagimu (bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan banyak yang mengingat Allah) (al ahzab 21).

Dari segi sosial bermasyarakat momentum maulid nabi saw kita jadikan sebagai ukuwah islamiyah yaitu kita saling mempererat persaudaraan antar muslimin muslimat dalam kelangsungan beribadah dan kekompakan islam. Maka dimomen maulid nabi SAW perlu kita ingatkan tentang apa itu definisi ibadah. Ibadah itu adalah sebuah perbuatan yang diperintahkan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur'an dan juga hadist qudsi dan dicontohkan pelaksanaannya oleh Nabi Muhammad SAW, maka disebut sebagai ibadah jika perbuatan amaliyah itu berlandaskan dalil. Dan disebut bid'ah (menambah -nambahi) jika yang kita lakukan itu tidak bersumber pada dalil yang ada. sehingga degan cara pemahaman seperti itu gesekan - gesekan antar kelompok yang satu dengan yang lain dapat diselesaikan dengan dialog, selama kedua belah pihak obyektif dan bersedia mematuhi dalil - dalil yang shahih.

Semoga dimomentum Maulid Nabi Muhammada SAW dimasjid desa kembangan tahun ini umat islam didesa kembangan menjadi lebih baik, guyup rukun dan istiqimah dalam meneladani sunnah nabi SAW. Untuk lebih jelas dan lebih detail lagi semoga ustadz kang Yusron Hasan Bin Haji Ahmad Manshur bersedia mengupas dan menjabarkan tentang maulid Nabi karena beliau lah yang lebih memahami dan kompeten di bidang agama islam. 

Dan mohon maaf ulasan seperti ini sebenarnya bagiannya kang yusron dan pak lik prasojo kaniraras sebenarnya hanya di sosial budayanya saja. Terimakasih.

Penulis : paklik prasojo kaniraras 
Sumber : paklik prasojo dan pakdhe guno

Sunday, 20 December 2015

Pristiwa Mantenan Dan Hilangnya Tradisi Angkat Jodang


Sudah sejak zaman dulu bila memasuki bulan maulid atau robbiulawal dimana - mana banyak menggelar hajatan , khususnya hajatan mantenan, begitu pula didesa kembangan pada bulan tersebut biasanya selalu menggelar acara hajatan mantenan.

Seiring dengan berkembangnya zaman dibarengi pula dengan majunya tekhnologi, pola pikir manusiapun berubah begitu drastis sesuai dengan pradaban dunia masa kini. Didesa kembangan dan sekitarnya pada zaman dulu, orang mempunyai hajatan mantenan masih berpegang teguh pada adat, tradisi, budaya ,dan norma agama yang sangat kental atau menjaga kearifan lokal. Naman adat, tradisi , budaya itu semua lambat laun mulai luntur , pudar tergilas oleh kemajuan zaman.

Disini paklik prasojo akan berusaha sedikit merefres tentang  tradisi hajan manten jaman dulu , karena dibalik rangkaian kegiatan mantenan jaman dulu , ternyata banyak menyimpan arti filosofi yang sangat luhur bagi kelangsungan kehidupan sosial bermasyarakat.

Berikut ini adalah rangkaian pada kegiatan mantenan khususnya di desa kembangan dan sekitarnya pada jaman dulu :

Rangka awal biasanya pihak laki - laki menanyakan kepada pihak perempuan yang dikehendaki dengan tujuan untuk saling menjodohkan anaknya, karena memang jaman dulu rata - rata pernikahan adalah hasil dari musyawarah perjodohan. Tetapi ada juga perjaka yang naksir perawan dengan caranya sendiri. Namun tetap orang tua laki laki yang lebih dulu menanyakan kepada pihak perempuan untuk meneruskan keinginan perjaka tersebut.

Kemudian pihak perempuan menyetujui maka orang tua si pihak perempuan memberi jawaban kepada pihak keluarga laki laki dengan ditemani beberapa sanak saudara sambil membawah oleh - oleh : Lemet , katol , wingko, gemblong ,dan gedang , yang populer didesa kembangan dengan sebutan NDO - DOK LAWANG , atau dengan bahasa kemenyeknya ( sekarang ) LAMARAN.

Dalam pertemuan malam ndo-ndok lawang itu kedua belah pihak bermusyawarah untuk menentukan hari pernikahan calon penganten, dan biasanya jaman dulu para orang tua kebanyakn memilih bulan maulud. Karena rentang waktu ndo - dok lawang dengan hari pernikahan itu relatif , dan tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak . Ada yang berjarak 1 tahun , 6 bulan dan 3 bulan. Untuk menentukan hari pernikahan kedua bela pihak saling menawarkan hari dan pasarannya untuk disesuaikan dengan hari lahir calon penganten. Bila sudah ada kata sepakat atau deal maka keluarga perempuan segera pamit pulang.

Bagi keluarga laki - laki yang mendapat oleh - oleh berupah Lemet , katol , wingko, gemblong ,dan gedang , cepat - cepat segera membagikan kepada tetangga , sanak saudara dengan rata , agar menjadi pertanda bahwa anak laki - lakinya sudah ada yang PEK MANTU , atau melamarnya.

Dengan tradisi seperti itulah maka didaerah lamongan khususnya desa kembangan dan sekitarnya , timbul anggapan bahwa pihak perempuan yang melamar laki - laki . tidak seperti lazimnya didaerah lain, laki -laki yang melamar perempuan. Memang orang lamongan jaman dulu masih berpegang teguh cerita legenda ande - ande lumut.

Disini paklik prasojo akan sedikit bercerita tentang ande ande lumut . Dikisahkan pada cerita legenda ande - ande lumut bahwa mbok rondo ndadapan mempunyai lima orang gadis yang bernama , 1 klenting abang , 2 kleting ijo , 3 kleting biru , 4 kleting ungu dan yang paling bungsu 5 kleting kuning. Kelima putri mbok rondo tersebut ingin menjadi istri putra raja yang bernama ande - ande lumu yang mengadakan sayembara untuk mencari istri. Keleting abang , ijo , biru dan ungu waktu itu berangkat bersamaan untuk melamar ande - ande lumut , yang mana meninggalkan sibungsu kleting kuning. Dan akhirnya kleting kuning menyusul sendiri untuk melamar. Keempat kleting yang lebih dulu berangkat, dan mau nyebrang bengawan sudah tidak ada perahu, akhirnya bertemu dengan makhluk halus yang menjelmah sebagai yuyu kang kang, yuyu kang kang menawarkan jasa untuk menyebrangkan keempat kleting dengan syarat minta upah ciuman ( ambung) , dan keempat kleting menyetujuinya. Sesampai ditempat ande ande lumut keempat kleting menyatakan niatnya untuk melamar ande - ande lumut . namun tidak ada satupun yang diterima , karena ande - ande lumut sudah mengetahui bahwa keempat kleting ini sisa dari yuyu kang kang (sudah dicium yuyu kang - kang ). 

Keleting kuning yang menyusul juga bertemu yuyu kang - kang tetapi kleting kuning tidak mau untuk disebrangkan , dengan pusaka yang diberikan oleh mbok rondo ndadapan sebelum berangkat, kleting kuning bisa nyebrang bengawan dengan sendirinya . Akhirnya sampai juga ketempat ande - ande lumut dan langsung menyatakan niatnya untuk melamar ande- ande lumut , karena ande - ande lumut mengetahui kleting kuning yang tidak mau disebrangkan oleh yuyu kang - kang maka ande - ande lumut langsung menerima dan dijadikan seorang istri. inilah sedikit cerita tentang legenda ande - ande lumut untuk masyarakat lamongan.

Kembali kepokok bahasan hajatan manten jaman dulu di desa kembangan , zaman dulu hajatan digelar dengan sangat sederhana dan masih berpegang pada adat tradisi yang adi luhung. Seperti ndo - dok lawang memang sampai saat ini masih ada tetapi banyak hal - hal yang sudah dilupakan karena zaman sudah moderen semua ingin yang lebih praktis.

Ketika menggelar hajatan manten biasanya ada tarop (tenda), tarop jaman dulu terbuat dari kajanag yaitu ghedeg yang tipis tetapi sekarang sudah moderen yang berbentuk tenda biru bahkan berwarna - warni. Tarop = Ditotoh cek murop , yang artinya semua ditata rapi agar bersemangat yang memimiliki hajatan khususnya kemantennya. Dan biasanya zaman dulu disekeliling tarop  dihiasi dengan janur kuning , Janur kuning = Jan - jane Entuk Nur wening ,yang artinya Calon kemantin sudah mendapat petunjuk cahaya yang terang. Didepan tarop ada tebu , Tebu = Anteb ing kalbu , Artinya diharapkan keteguhan hati kemantin menjadi mantab. Di samping tebu juga ada cengkir kuning ( gading ) , Cengkir = Kencenge pikir , artinya diharapkan manten harus memiliki pikiran kuat serta lurus untuk membina rumah tangga. Dan yang terakhir didepan tarop ada godong ringin. Godong ringin = Sing keri ojo kepingin = Jika sudah bersuami istri dikemudian hari jangan terpikat yang lain. Itulah ornamen penghias tarop yang tidak hanya untuk memeriakan hajatan , namun orang tua jaman dulu menyematkan doa pada perlambang ornamen tersebut untuk kedua mempelai, tapi di jaman sekarang sudah jarang kita jumpai.

Sajian dalam acara kemanten jaman dulu banyak sekali macamnya seperti, Gapit jeber, Gapit klutung , Opak, Krecek ( Rengginang), Carangan, Retteh, Kenaren, Bakaran, Keceput , Onde - onde, Madu Mongso, Kripi, Rangin, Arang - arang Getas, Kucur , dan Gemblong. Namun sekrang hilang satu persatu dan digantikan makanan super praktis yaitu dengan Indomie.

Untuk kelangsungan dalam pagelaran hajatan zaman dulu para pelandang ( membantu sukarela ) sangat semangat, kompak, dan rukun sekali. Ketika tarup  sudah berdiri para pelandang rame - rame membagi tugas. Ada yang meminjam cangkir, piring ke tempat rumah pak RT karena barang - barang tersebut disimpan disana sebagai asset RT. Ada juga yang meminjam Meja dan kursi (Dingklik)  ke para tetangga sekitar. Bagi pelandang ibu - ibu ada yang diberi tugas meminjam tenong, Tenong adalah wadah jajan yang digunakan pada saat cinjo manten setelah resepsi, dan membawahnya di atas kepala. Itulah gambaran keguyupan peristiwa pelandang jaman dulu , dan bila dilihat dari sisi ekonomi lebih irit dari pada sekarang yang mengandalkan pinjam / sewa.

Akad nikah jaman dulu selalu datang ke KUA , di Kecamatan dengan diantar sanak saudara serta sebagian pengiring beramai - ramai, kecuali pada hari minggu Akad nikah harus mendatangkan Naib kerumah. Jaman dulu hiburan di acara hajatan manten hanya nanggap corong atau speaker yang memutar lagu - lagu bergendre orkes melayu. Sedangkan yang memiliki corong tanggapan adalah Wak H. Majid RT 5 atau H. sajam ayahanda Ismail dan Doel Hadi. dan sebagai operatornya adalah Almrhum H. soleh / Wak carik (blum jadi carik) RT 5. Selang beberapa tahun kemudian H. Suwoto RT 7 menyusul memiliki Corong Tanggapan. Dengan Tanggapan Corong yang memutar musik berulang - ulang itu sudah cukup menjadikan acara menjadi meriah, karena waktu itu sound system belum ada.

Kedua mempelai pengantin hanya duduk di kursi seadanya dan memasang wajah bahagia serta sedikit malu - malu kucing. Karena pada saat itu kuade belum populer. Dan kebanyakan pengantin putri dirias oleh juru rias yaitu ibu Rohmah ibunya Cak Hari RT 1. Bila ibu rohmah mendapat order rias manten , meskipun saat itu tidak membuka salon, jauh - jauh hari pihak manten putri harus sudah  memberi kabar terlebih dahulu kepada ibu rohma karena biasanya sebelum merias kemantin ibu rohma selalu menjalankan ritual puasa terlebih dahulu. Dengan alasan agar ketika merias manten wajah penganten diharapkan menjadi bersinar mengeluarkan aura yang dahsyat.

Memang kuade / pelaminan sudah ada pada jaman dulu, namun melihat kemampuan ekonomi keluarga manten khususnya didesa kembangan tidak mampu untuk menyewa kuwadhe.. dan jaman dulu memang ada yang dikuwadhe didesa kembangan, orang kembangan pertama kali yang di kuwadhe adalah Mbak Khotimah Putrinya pak kahar RT 6 ketika menikah dengan Yono keponakannya mbah mun jari. dari mojoagung  yang aslinya tinggal di RT 7, Pada Tahun 1973.

Untuk penganten putra yang berangkat ke tempat pengantin putri zaman dulu selain membawah tikar , bantal , kasur , dibarengi juga pengiring yang banyak dan di rombongan belakang pasti ada pasukan mikul Jodang. Dan paklik prasojo sendiri juga sering sekali menjadi pasukan mikul Jodang. Jodang adalah tempat atau wadah yang terbuat dari kayu jati yang diukir rapi, berbentuk seperti peti , berfungsi untuk wadah oleh - oleh atau makanan yang dibawah oleh kerabat penganten putra. Jika penganten putra memiliki krabat yang amat banyak maka dapat dipastikan membawah jodang yang banyak pula , dari 10 - 20 jodang. Isi Jodang sendiri hanya 2 macam makanan ,misalnya , gemblong sama pisang , Opak sama krecek , Kucur sama rangin , kenaren sama bakaran , dan kombinasi lain - lainnya. Jodang = Nek wes ndue bojo ojo begadang , yang memiliki arti , Kalo sudah bersuami istri jangan suka keluyuran sendirian, dikhawatirkan gampang tergoda orang lain. Istilah sekarang selingkuh.

Tetapi Jodang sekarang sudah hilang, dan diganti dengan kotakan kardus sedikit hiasan yang diangkut dengan mobil. Berkatan para pengiring jaman dulu juga sangat unik sekali ,. makanan yang ditaroh dalam tumbu , tumbu sendiri adalah wadah yang terbuat dari daun lontar yang bertutup, lalu diikat dengan janur, karena jaman itu belum ada tas kresek. Sedangkan tas kresek baru diproduksi pada sekitar tahun 1980.

Manten Putra jaman dulu punya pedoman atau semboyan lima  (5) M, yaitu , Madep, Mantep , Manut, Marang Moro Tuo. Karena masih berpegang teguh dengan adat sopan santun atau keluguan. Tetapi jaman sudah moderen Pedoman / semboyan manten kini berubah , Manten sekarang berpedoman pada M 27. Yaitu , Madep , Mantep , Mangan , Melu, MoroTuo. Morotuo, Mergawe, Mantu, Malah, Mire. Mertuo, Menesu, Mantu, Malah , Mesam, Mesem, Mertuo, Mureng, Mureng, Mantu, Minggat, Muleh, Morotuo ,Mati, Mantu, Melu, Marisi.

" Mantu yang berarti di eman-eman cek menehi putu, Morotuo yang berarti Moro - moro dadi Tuo".

Demikianlah cerita tradisi manten jaman dulu yang mulai memudar, hingga hilangnya judang disekitar tahun 80-an, bila ada kurang lebihnya paklik prasojo mohon maaf sebesar -besarnya.

Dirilis  : Oleh Admin Cangkru'e Desa Kembangan
Penulis : Pak lek Prasojo Kaniraras
Sumber : Pak lek Prasojo Kaniraras