Masih di cerita rakyat dan budaya desa kembangan bersama paklik Prasojo Kaniraras, Dikarenakan Kesibukan inti paklik Prasojo Kaniraras sehingga baru bergabung lagi ditengah - tengah grup unik Cangkru'e Desa Kembangan.
Langsung saja untuk mengobati rindu cerita rakyat dan budaya Desa Kembangan Bersama Paklik Prasojo Kaniraras, Monggo nikmati kemasan bernuansa jadul sebagai berikut :
Memasuki awal tahun 1986 listrik terbukti sudah mengaliri desa kembangan, namun pada waktu itu tidak seluruh warga yang memasang listrik untuk rumahnya. Memang sudah banyak yang mendaftar , yang pertama mendaftar adalah golongan orang - orang yang mampu dalam segi finansial ( keuangan ) meski untuk DP pemasangan hanya 250 Ribu dan pelunasan 200 Ribu untuk daya 450 watt dengan teganan voltase 110. Namun ada golongan yang tidak berani memasang listrik , selain dari segi kurangnya ekonomi dikarena juga mereka minimnya pemahaman tentang listrik sehingga takut akan bahaya kesetrum (tersengat) listrik.
Bagi warga yang belum memasang listrik kebanyakan dari mereka menyalurkan listrik dari tetangganya yang memiliki meteran PLN. Lambat laun waktu terus berlalu bagi penyalur mengalami dan merasakan suka duka tentang pengaturan setrum dari pihak yang punya meteran PLN. Untuk kisah sukanya penyalur merasakan listrik dengan tarif murah, si penyalur hanya dibebani sedikit dalam pembayaran meteran listrik. Dan kisah Dukanya menjadi permasalahan umum bagi seluruh warga yang menyalur listik dari tetangga baik warga etan , kulon , elor dan kidol. Sebagai contoh suka dukanya ketika si penyalur ingin menyalahkan TV ternyata saluran belum dinyalakan oleh si pemilik meteran, Sudah adzan magrib lampu juga belum menyala ternyata sipemilik meteran lupa menyalakan, dan pernah juga si penyalur menggunakan lampu agak terang mendapat omelan dari si empunya meteran, dan banyak kisah unik lainnya.
Dengan keluh kesah para penyalur dipertengahan tahun 1986 Petinggi Maskun mengumumkan bahwa ada gelombang kedua untuk pemasangan listrik, akhirnya para penyalur rame - rame mendaftar untuk memasang meteran gelombang kedua, disitulah hampir seluruh warga memasang meteran karena sudah mengetahui manfaat dan paham akan listrik.
Adanya listrik didesa kembangan memberi sedikit efek untuk terlihat maju warga desa kembangan, karena yang dulunya tidak ingin membeli TV dengan adanya listrik mulai banyak warga desa kembangan yang memiliki TV meski hanya Hitam Putih. Namun dengan banyak warga yang memiliki TV memberi efek Negatif terbukti banyak guru ngaji yang mengeluh karena banyak muridnya yang bolos hanya ingin menonton TV. Kala itu film - film yang menjadi kegemaran anak - anak seperti, G Force, Rin tin tin, silverhak, ACI dll, Meskipun saat itu hanya pemancar saluran TVRI yang menjadi chanel utama.
Jalanan perapatan yang dulunya gelap gulita dengan adanya listrik, mewajibkan pemilik meteran untuk memasang lampu minimal 5 Watt didepan rumahnya masing masing. Dengan itu jalanan menjadi sedikit terang dan anak - anak tidak takut lagi untuk bermain dijalanan.
Disisi lain dengan sejuta manfaat listrik masuk desa, namun ada sisi berbahaya, pernah suatu ketika karena belum paham betul dengan setrum listik bapak Almarhum Tarjit RT 7 (bapak dari RT subawi ) pernah tersengat listrik ringan hingga tubuhnya terjatuh. tidak lama kemudian Almarhum mbah Karlin RT 7 (mbahnya pak maslik) menjadi orang kedua yang kesetrum, sedangkan ketika itu yang paham betul soal listik di RT 7 adalah wak Dasan (Bapaknya Nik), hingga banyak tetangga bila ada kerusakan aliran listrik meminta bantuan mertua Abu Amar tersebut.
Listrik merubah segalanya yang dulu ketika selametan jemua wage ( Jumat wage ) selalu memasang lampu strongkeng atau petromak dengan adanya listrik, lampu - lampu tersebut menjadi menganggur disimpan digudang rumah.
Langgar - langgar yang dulunya tidak ada speaker seakan berlomba - lomba memasang speaker sehingga bila sholat wajib tiba , langgar - langgar diramaikan dengan pujian (sholawat) anak - anak. Pujian atau sholawat menjadi warna yang begitu ramai di langgar - langgar, suara anak kecil mendayu merdu , hingga suara serak menjelang iqomah tiba. Sungguh indah masa itu desaku ramai dengan suasana islami bersama anak - anak. Namun dengan adanya kemajuan zaman seperti adanya gadget membodohkan anak - anak jaman sekarang, bila ada adzan seakan semakin fokus dengan gadgetnya yang bergetar. Semoga anak - anak kita terarah meski jaman sudah serba instan seperti ini.. Amiiin
Langgar - langgar yang dulunya tidak ada speaker seakan berlomba - lomba memasang speaker sehingga bila sholat wajib tiba , langgar - langgar diramaikan dengan pujian (sholawat) anak - anak. Pujian atau sholawat menjadi warna yang begitu ramai di langgar - langgar, suara anak kecil mendayu merdu , hingga suara serak menjelang iqomah tiba. Sungguh indah masa itu desaku ramai dengan suasana islami bersama anak - anak. Namun dengan adanya kemajuan zaman seperti adanya gadget membodohkan anak - anak jaman sekarang, bila ada adzan seakan semakin fokus dengan gadgetnya yang bergetar. Semoga anak - anak kita terarah meski jaman sudah serba instan seperti ini.. Amiiin
Bersambung lagi ya brooo... Nantikan cerita rakyat dalam kemasan sosial
budaya desa kembangan hanya di Cangkrukke Desa Kembangan ( CDK).
Jika ada salah kata dalam penyebutan nama dan lainnya mohon maaf sebesar - besarnya,. terimksh
Jika ada salah kata dalam penyebutan nama dan lainnya mohon maaf sebesar - besarnya,. terimksh
Dirilis : Oleh Admin Cangkru'e Desa Kembangan
Penulis : Pak lek Prasojo Kaniraras
Sumber : Pak lek Prasojo Kaniraras dan Pakdhe Guno
Lainnya : Baca cerita rakyat lainnya.
No comments:
Post a Comment