Saturday 5 September 2015

Impian Pemuda Dan Gambaran Desa Kembangan Di Tahun 70-an _ Episode 2



Gambaran gardu utama di embong kulon, menurut prasojo kaniraras digambarkan persis seperti gambar yang nampak pada header artikel ini.

Bicara Gardu , disini tim prasojo kaniraras akan sedikit menggambarkan  gardu di desa kembangan seperti yang di jelaskan di kemasan sebelumnya bahwa terdapat tiga gardu, dan masing - masing gardu terdapat kentongan. Kentongan sendiri di gunakan untuk patrol, kata "patrol" yang sekarang di adopsi oleh  polisi sebagai patroli.

Ditahun 1960 pembangunan gardu dengan kucuran dana dari swadaya masyarakat desa kembangan, desain yang sederhana tetapi multi fungsi. Karena gardu memiliki beberapa fungsi bagi masyarakat desa kembangan sehingga keberadaan gardu tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Berikut beberapa fungsi gardu desa kembangan tempo dulu:

1. Sebagai tanda bahwa dibalik gardu ada sebuah pemukiman.
2. karena desain yang memiliki atap, maka siapa saja bisa berteduh dari hujan atau panas.
3. Beberapa masyarakat memanfaatkan untuk tempat berjualan.
4. Tempat beristirahat bila seseorang lelah setelah bekerja di rawa.
5. Terdapat cangkruk yang bisa digunakan untuk sarana ngobrol santai
6. Sarana bermain anak - anak tempo dulu.
7. Karena terdapat kentongan, sehingga bisa difungsikan sebagai tempat ronda
8. Dan lain - lain

Karena disisi selatan terdapat cangkruk bisa di bayangkan keramaian tergambar disana, gelak tawa yang bernuansa guyup mewarnai keberadaan cangkruk. dan berbagai mainan jaman dulu meramaikan hati anak - anak , dari bermain sundepan dan lain - lain.  Cangkruk gardu utama memiliki juru kunci, kuncen atau mbahu rekso (penunggu), yang bernama bapak tompo. Bapak tompo sendiri adalah sosok yang sangat santai dari keluarga bapak jumain RT 1 . Keseharian bapak tompo berada di camgkruk , cangkruk ibarat rumah kedua baginya.

Sedangkan sisi utara dimanfaatkan oleh wak kamsiah untuk berjualan tahu lontong, rujak dan es dawet. Wak kamsiah sendiri dulu berkediaman di belakang rumah bapak soradi, yang sekarang ditempati oleh ibu masmu. Sisi selatan ada istri bapak njali , yang di setiap sore hari berjualan getuk telo yang dijajahkan di atas tampa.

Dengan keramaian gardu warga memanfaatkan cangkruk gardu sebagai tempat menyalurkan seni musik, sehingga terbentuk grup orkes " BEGIDAK MASA" yang di gawangi beberapa personil yaitu , Bapak jumain, Bapak kastar , dan kawan - kawan. Ini pula sebagai kenangan terakhir gardu kulon tempo dulu.

Gardu setiap malam hari  digunakan untuk ronda, yang bertujuan memberikan rasa aman bagi warga desa kembangan dan sekitar jam 12 malam pintu gardu ditutup, sehingga warga dan non warga desa kembangan tidak bisa masuk seenaknya jika tengah malam. Semua itu untuk keamanan dan kenyamanan desa kembangan.

Gardu yang multi fungsi itu berdiri gagah hanya sampai awal tahun 80-an, dan meninggalkan beribu kenangan bagi yang hidup ditahun yang sama., " selamat tinggal gardu tempoe dulu ". 

Masih bicara gardu , tetapi ini tentang gardu utama yang kedua yaitu gardu embong etan, dan gardu berada tepat di depan rumah ibu musni RT 6. Desain dan Fungsi gardu kedua ini masih sama dengan gardu utama embong kulon, dari pemanfaatan untuk berteduh dan beristrahat warga desa kembangan sehabis dari sawah. Fungsi yang lain juga untuk berjualan , disisi utara wak muk sinah yang berjualan jajanan , sedangkan sisi selatan wak lemu jualan jajan es cawu dan goreng - gorengan . Dan di siang hari untuk sarana bermain - anak anak, seperti sundepan, das dasan, mul mulan. bundelan karet dan lain - lain. Serta tidak menghilangkan fungsi ronda di gardu embong etan ini.

Gardu ketiga yaitu di RT 7 , yaitu didepan rumah Bapak kas tolan . Namun bangunan gardu berbeda dengan gardu utama embong kulon dan gardu utama embong etan RT 6. Bangunan agak rendah dalam desain. Fungsi juga masih sama dengan kedua gardu dari sebagai sarana bermain hingga sebagai tempat ronda dimalam hari, serta sebagai jalan utama desa kembangan sisi utara.  jika pagi kala itu di gunakan jualan wak tarmiah berjualan krupuk dan pereng. Wak tarmiah dalam berjualan ditemani anaknya yang bernama asia (ibunya pak RT 7, subawi).

Bicara gardu tempo dulu dominan dengan cangkruk dan banyak kenangan yang tergambar disana , pemuda desa kembangan kala itu tidak kekurangan cangkruk, masih ada satu lagi cangkruk yang penuh kenangan yaitu "cangkruk Branjang wak Saeban" . Kenapa disebut cankruk branjang wak saeban ? karena sehari - hari di gunakan untuk menunggu branjang ikan wak saeban,. Dikala itu , branjang wak saeban sangat lebar sekali dapat dibayangkan berukuran 5 x 5 meter ,. sehingga untuk menarik branjang di tarik dari atas cangkruk dengan tambang ukuran yang sangat besar. Untuk posisi cangkruk branjang berada di sebelah selatan bong kembangan, tepatnya barat jalan raya.

Wak saeban sendiri adalah bapaknya wak sejo dan wak sahlan RT 1 , serta sebagai pakde dari wak legia sepesialis gapit dan wingko RT 3.

Dengan adanya branjang wak saeban masyarakat desa kembangan banyak diuntungkan, di setiap pagi warga desa kembangan berebutan dan mengantri untuk membeli ikan brenet atau ada beberapa ikan betek dan jenis yang lainnya.

Karena aktifitas wak saeban hanya di pagi dan malem hari ketika padang bulan (bulan purnama), ketika sore hari  habis ashar cangkruk branjang digunakan untuk bercangkruk ria oleh pemuda,. pernah dikisahkan saking banyaknya yang naik cangkruk sehingga cangkruk branjang ambrok/ruboh  ,. Dan jika wak saeban kesal dengan ula anak - anak tempo dulu terhadap cangkruk maka anak tangga (ondo) akan di ambil dan dibawa pulang oleh wak Saeban.

Itulah gambaran "gardu Desa Kembangan tempo dulu" , serta gambaran "cangkruk branjang wak saeban" yang melegenda.

Bersambung  lagi nggeh ,dan nantikan Gambaran desa kembangan tempo dulu hanya di Cangkru'e Desa Kembangan (CDK)!!!!

Baca sambungan klik disini

Dirilis  : Oleh Admin Cangkru'e Desa Kembangan
Penulis : Pak lek Prasojo Kaniraras
Sumber : Pak lek Prasojo Kaniraras dan Pakdhe Guno

No comments:

Post a Comment