Masih di indahnya ngaji jarak jauh sareng ustadz Yusron Hasan Bin H. Ah. Mansur , di mimbar dakwa cangkru'e Desa Kembangan , kali ini ustadz akan menyampaikan kemasan yang berjudul " Syarat - syarat Khutbah".
Monggo ngaos sareng ustadz Yusron.
Syarat-Syarat Khutbah
السلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته
بسم اللّٰه الرحمن الرحيم
فصل ـ شروط الخطبتين عشرة الطهارة عن الحدثين الأصغر والأكبر والطهارة عن النجاسة في الثوب والبدن والمكان وستر العورة والقيام على القادر والجلوس بينهما فوق طمأنينة الصلاة والموالاة بينهما والموالاة بينهما وبين الصلاة وأن تكون بالعربية وأن يسمعها أربعين وأن تكون كلها في وقت الظهر
Artinya : Syarat-Syarat Dua Khutbah itu ada sepuluh yaitu 1. Bersih dari Dua hadats baik hadats kecil ataupun hadats besar 2. Bersih dari najis dalam pakaian, badan dan tempat 3. Menutup Aurat 4. Berdiri bagi yang mampu 5. Duduk di antara Dua Khutbah melebihi thuma’ninah dalam Sholat 6. Bertutut – turut antara ke-dua Khutbah ( khutbah pertama dan Khutbah ke-dua ) 7. Berturut-tutut antara dua khutbah dan Sholat ( Sholat Jum’at ) 8. Harus menggunakan Bahasa Arab 9. Harus bisa didengarkan oleh empat puluh orang ( minimal ) 10. Semuanya harus dilaksanakan di waktu Dhuhur.
Keterangan :
Pelaksanaan Sholat Jum’at itu harus didahului dengan Dua khutbaha, sehingga Sholat Jum’at tanpa didahului oleh dua khutbah maka Sholat Jum’at-nya tidak sah.
Khutbah ( khutbah pertama dan ke-dua ) itu juga mempunyai syarat yang harus terpenuhi, dan bila salah satu syarat khutbah itu tidak terpenuhi maka Khutbah-nya tidak sah, bila khutbah tidak sah maka sholat jum’atnya juga tidak sah.
Agar khutbah itu sah maka harus memenuhi sepuluh syarat yaitu :
1. Bersih dari Dua hadats baik hadats kecil ataupun hadats besar.
Maksudnya : Orang yang membaca Khutbah ( Khotib ) itu harus suci dari hadats kecil dan hadats besar, seandainya di tengah-tengah khutbah berhadats maka khutbahnya batal dan harus mengulang dari awal.
2. Bersih dari najis dalam pakaian,badan dan tempat.
Maksudnya : Khotib harus suci dari semua najis dalam tiga perkara
a. Pakaian Yaitu : semua benda yang menempel dan ikut bergerak ketika khotib itu bergerak, seperti : baju, sarung, surban dll. Termasuk juga tongkat ataupun buku dan mimbar yang sedang dipegang oleh Khotib.
b. Badan yaitu : seluruh anggota badan mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.
c. Tempat khutbah yaitu : tempat berdiri khotib dan tempat duduk ketika duduk di antara dua khutbah.
3. Menutup Aurat.
Maksudnya : khotib harus tertutup auratnya ( lihat kembali batasan aurat pada episode terdahulu )
4. Berdiri bagi yang mampu.
Maksudnya : Khutbah harus dilakukan dengan berdiri bagi yang mampu.
5. Duduk di antara Dua Khutbah melebihi thuma’ninah dalam Sholat
Maksudnya : di antara dua Khutbah ( khutbah pertama dan ke-dua ) harus diselingi dengan duduk dan lama duduknya minimal sama dengan lama thuma’ninah dalam Sholat ( disunatkan lebih lama duduknya seukuran sekali bacaan Surat Al-Ikhlas )
Apabila khotib tidak bisa duduk ( karena tubuhnya kaku sehingga tidak bisa duduk ) maka diperbolehkan tidak duduk tapi harus diam sebentar seukuran thuma’ninah dalam Sholat untuk memisah antara khutbah pertama dan khutbah ke-dua.
6. Bertutut – turut antara ke-dua Khutbah ( khutbah pertama dan Khutbah ke-dua )
Maksudnya : Ke-dua khutbah ( pertama dan ke-dua ) harus dilakukan secara berturut-turut dan tidak boleh diselingi oleh yang lain misalkan di tengah-tengah khutbah terdiam sampai melebihi ukuran dua rakaat yang ringan maka khutbahnya batal, begitu pula seandainya di tengah-tengah khutbah bersin kemudiam membaca hamdalah karena bersin maka khutbahnya juga batal.
Namun bila diselingi oleh ceramah ( asalkan ceramahnya terarah ) maka diperbolehkan, sekalipun ceramah itu dilakukan di antara satu rukun Khutbah dengan rukun yang lain ( sekalipun lama ) maka tidak membatalkan khutbah.
7. Berturut-tutut antara dua khutbah dan Sholat ( Sholat Jum’at )
Maksudnya : Setelah melakukan dua khutbah harus segera melakukan Sholat Jum’at dan tidak boleh diselingi dengan yang lain, baik itu berupa ucapan ataupun diam.
Seandainya setelah melaksanakan Khutbah ternya khotib bercakap-cakap atau diam tapi dalam waktu yang lama ( seukuran dua rakaat yang ringan ) maka khutbahnya batal.
8. Harus menggunakan Bahasa Arab
Maksudnya : semua Rukun Khutbah ( lihat episode sebelumnya ) harus menggunakan bahasa Arab sekalipun semua makmumnya bukan orang arab dan tidak faham Bahasa Arab.
Seandainya ada orang Khutbah kemudian rukun khutbahnya menggunakan selain bahasa Arab maka khutbahnya tidak sah.
9. Harus bisa didengarkan oleh empat puluh orang ( minimal )
Maksudnya : Khotib harus mengeraskan khutbahnya ( rukun-rukun khutbah ) sehingga bisa didengarkan oleh minimal empat puluh orang ( termasuk Khotib ), bila seorang khotib membaca Khutbahnya dengan suara pelan sehingga makmum banyak yang tidak mendengarnya ( yang mendengar kurang dari empat puluh orang ) maka khutbahnya tidak sah.
10. Semuanya harus dilaksanakan di waktu Dhuhur.
Maksudnya : ke-dua khutbah harus dilakukan setelah masuknya waktu Dhuhur, bila belum masuk waktu Dhuhur khutbah sudah dimulai maka tidak sah.
والله أعلم بالصواب
والسلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته
Penulis: Yusron Hasan bin H.Ahmad Mansur
Sumber: كاشفة السجا karya: Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi
No comments:
Post a Comment