Alhamdulillah kita masih diberi nikmat sehat, sehingga kita masih bisa ngikuti ngaji jarak jauh pada mimbar dakwa Cangkru'e Desa Kembangan . Langsung saja ,. ! Kali ini ustadz akan membawakan kemasan yang berjudul " BAHAYA PERDEBATAN".
Monggo ngaos jarak jauh sareng ustadz Yusron...
السلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته
Sudah menjadi sunnatullah bahwa segala sesuatu di dunia dijadikan berpasang-pasangan, ada orang Alim maka ada juga orang yang bodoh, begitu seterusnya.
Ketika orang diuji oleh Allah SWT dengan diberi ilmu maka biasanya akan terjadi kecenderungan untuk selalalu menunjukkan ilmunya kepada orang lain karena ingin dianggap pandai, ingin dimuliakan , ingin diagungkan dan lain-lain.
Yang sering terjadi adalah orang berilmi itu akan memamerkan keilmuannya dengan memvonis orang lain bersalah dalam melakukan ibadah tertentu dengan alasan tidak sesuai dengan kitab yang sudah dia baca dan pelajari. Ketika hal itu terjadi akhirnya muncullah perdebatan-perdebatan yang ingin saling menjatuhkan antara satu dengan yang lain bahkan terkadang menimbulkan permusuhan yang tiada akhir.
Ada beberapa bahaya yang muncul ketika kita suka berdebat dengan sesama muslim :
1. Menyakiti orang yang diajak bicara
Biasanya ketika berdebat kita sering menggunakan kata-kata yang menyakitkan hingga bisa membuat orang lain sakit hatinya.
2. Menganggap bodoh orang lain
Karena biasanya orang yang suka berdebat itu merasa lebih pandai dari pada orang lain.
3. Mencela orang lain
Karena ada kecenderunga ingin mengalahkan orang lain
4. Merasa diri leibih baik
Ini terjadi karena ada perasaa bahwa orang lain itu tidak bisa dan selalu salah
5. Menyempitkan hidup
Ketika kita suka berdebat maka orang akan membenci kita yang akhirnya membuat kita susah untuk mencari nafkah.
Begitu bahayanya perdebatan yang sekedar ingin mendapatkan pengakuan, penghormatan dan pengakuan, karena itu harus kita hindari.
Rasulullah صلى اللّٰه عليه وسلم bersabda :
من ترك المرأء وهو مبطل بنى اللّٰه بيتا في ربض الجنة ومن ترك المراء وهو محق بنى اللّٰه له بيتا في أعلى الجنة
Artinya : Barang siapa meninggalkan perdebatan sedangkan dia bersalah maka Allah SWT membangunkan untuknya rumah di tengah sorga, dan barang siapa meninggalkan perdebatan padahal dia benar maka Allah SWT membangun untuknya rumah di sorga yang paling tinggi.
Tapi tipu daya syetan memang luar biasa sehingga kita terkadang terbujuk untuk melakukan perdebatan dengan alasan membela kebenaran, padahal tujuan kita sesungguhnya hanyalah ingin dikenal sebagai orang yang tegas dan alim.
Namun terkadang kita juga boleh berdebat dengan orang lain tapi dengan tujuan untuk mencari kebenaran yang disebut dengan musyawarah, Kitapun juga boleh mengingatkan ketika ada orang yang kita anggap salah dalam melaksanakan ibadah namun dengan tujuan memberi nasehat dan itupun harus dengan cara yang santun dan lemah lembut dan bukan dengan cara yang kasar.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali Imron ayat : 159 yang berbunyi :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ
لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ
عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ
عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Dan juga dalam surat An-Nahl ayat : 125
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ
وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن
ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Dengan demikian maka bila kita mengingatkan orang lain baik maka kita harus bijaksana dengan memperhatikan karakter dan tingkat intelektual orangnya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginka.
Demikian semoga bermanfaat, Amiin
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Penulis : usron Hasan bin H. Ahmad Mansur
Sumber : بدايةالهداية ا karya : Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali
Lainnya : Link Mimbar dakwa desa kembangan
No comments:
Post a Comment