Friday 9 October 2015

MACAM-MACAM RIYA' DAN BAHAYANYA


Masih di gelombangan yang sama ,. ngaji jarak jauh bersama ustadz Yusron Hasan Bin H. Ah. Mansur di mimbar dakwa cangkru'e Desa Kembangan. Kali ini Ustadz akan menyampaikan ilmu islam yang di kemas dalam judul " MACAM-MACAM RIYA' DAN BAHAYANYA".

Monggo di waos alon - alon di pahami dan di laksanakan ,., semoga bermanfaat bersama Ustadz Yusron H. bin H. Ah. Mansur...

 السلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته

Riya' atau dalam bahasa indonesia disebut dengan pamer adalah : mencari kedudukan dalam diri manusia demi mendapatkan kemuliaan dan derajat. Macam-macam sifat riya' itu ada banyak sekali namun bisa dikumpulkan menjadi lima:

1. Riya' dengan agama, dengan menunjukkan kondisi tubuh. Yaitu: memamerkan keadaan tubuhnya yang serba tidak terawat seperti: kondisi tubuh yang kurus untuk menunjukkan kalau dirinya adalah orang yang sedikit makan ( suka berpuasa), muka yang pucat untuk menunjukkan kalau dia adalah orang yang sering bangun malam hari dan orang yang memikirkan agama.

2. Riya' dengan tingkah laku dan perhiasan atau pakaian Yaitu: memamerkan perhiasan atau pakaian seperti: menundukkan kepala saat berjalan, pelan - pelan saat melakukan suatu perbuatan, menunjukkan tanda bekas sujud di dahinya, berpakaian tebal, berpakaian kotor, berpakaian yang serba lusuh dan lain - lain semua itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapat simpati dari dari orang banyak.

3, Riya' dengan ucapan Yaitu: memamerkan ucapan - ucapan yang baik dan indah di hadapan orang seperti: selalu berbicara tentang kalimat - kalimat yang mulia dari para ulama' , bibirnya selalu bergerak mengucapkan dzikir ketika di depan banyak orang, memerintah kebaikan dan melarang kejelekan, menunjukkan rasa bencinya kepada kemungkaran, memberatkan suara saat bicara dan lain - lain, meringankan suara saat membaca Al Qur'an, semua itu dilakukan untuk menunjukkan rasa takutnya kepada Alah SWT di hadapan orang banyak.

4. Riya' dengan perbuatan Yaitu: memamerkan perbuatan baik kepada orang lain seperti: lamanya ruku' dan sujud saat sholat di depan banyak orang, begitu pula dalam puasa, shodaqoh haji dan perbuatan - perbuatan yang lain 

5. Riya' dengan pertemanan dan pergaulan Yaitu: memamerkan kedekatan dengan orang - orang mulia seperti: sering datang ke ulama', untuk menunjukkan bahwa dirinya dekat dekat dengan orang alim dan banyak mendapatkan berkah.

Sifat riya' itu sangat berbahaya karena bisa menjadi sebab tertolaknya amal kebaikan yang dilakukan oleh manusia, dalam sebuah Hadits diceritakan bahwa akan ada seseorang yang meninggal dunia dalam peperangan ( mati syahid ), namun dia diperintahkan untuk masuk neraka, orang tersebut kemudian berkata bahwa dia adalah termasuk syuhada' namun mengapa dimasukkan ke neraka, Allah SWT pun menjawab bahwa karena dulu ketika orang tersebut berperang adalah karena ingin dikenal sebagai pemberani dan sebutan itu sudah didapatkan di dunia, maka di akherat sudah tidak mendapatkan balasan lagi, begitu pula untuk orang alim, orang haji dan orang yang ahli membaca Al Qur'an.

Allah SWT berfirman dalan Surat Ak Isro' ayat: 18

 مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا 

Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. 

Dari ayat di atas jelas bahwa orang yang berbuat kebaikan disertai riya' itu tidak akan mendapatkan balasan kebaikan besuk di akherat karena di dunia sudah mendapatkan balasan berupa pujian dari orang lain, karena itu maka kita harus selalu berusaha untuk ikhlas dalam setiap perbuatan kita, karena Allah SWT memerintahkan kita agar ikhlas dalam beribadah, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Bayyinah ayat:

 5 وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ 

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.

Namun demikian bila kita belum bisa ikhlas dalam beribadah janganlah kita berhenti berbuat kebaikan, namun kita harus terus berbuat baik terus sekalipun belum bisa ikhlas karena keikhlasan itu butuh waktu yang sangat panjang. Demikian semoga bermanfaat dan semoga kita senantiasa mendapat taufik dari Allah SWT agar bisa beribadah secara ikhlas, Amiin

 والسلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته 

Penulis : Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur
Sumber : 1. تنبيه الغاغلين karya: Syaikh Nashr bin Muhammad bin Ibrahim As-Samarqondi S 
               2. مراقي العبودية karya : Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi s 
               3. بداية الهداية karya: Syaikh Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghozali
 Lainnya  : Link Mimbar dakwa desa kembangan

No comments:

Post a Comment