Friday, 6 April 2018

Membongkar Makam



Lanjut kembali ngaji jarak jauh sareng Ustadz Yusron Hasan Bin H. Ah. Mansur, di mimbar dakwa Cangkru'e Desa Kembangan, kali ini ustadz akan menyampaikan kemasan yang berjudul " Membongkar Makam".

Monggo ngaos sareng Ustadz Yusron

Membongkar Makam


 السلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته بسم اللّٰه الرحمن الرحيم ينبش الميت لأربع خصال للغسل إذا لم يتغير ولتوجيهه إلى القبلة وللمال إذا دفن معه وللمرأة إذا دفن جنينها معها وأمكنت حياتها(فصل ) 


Artinya: Mayit itu wajib digali ( dibongkar makamnya) karena empat perkara yaitu: 1. Untuk dimandikan selama jasadnya belum berubah 2. Untuk dihadapkan ke arah kiblat 3. Untuk mengambil harta yang terkubur bersama mayit 4. Untuk wanita yang janinnya dikubur bersamanya dan janin tersebut masih mungkin hidup.


Keterangan: Mayit yang sudah dikubur itu tidak boleh digali lagi kecuali ada alasan tertentu, dan alasan yang memperbolehkan bahkan mewajibkan memggali ulang jenazah yang sudah dikuburkan itu ada empat yaitu:

1. Untuk dimandikan selama jasadnya masih belum berubah.

Maksudnya: bila ada mayit yang dikubur belum dimandikan karena belum mengerti atau karena yang lain maka kuburannya harus dibongkar untuk dimandikan atau ditayamumkan bila tidak mungkin untuk dimandikan tetapi dengan syarat.

2. Untuk dihadapkan ke arah kiblat.

Maksudnya: bila mayat yang sudah dikubur ternyata belum dihadapkan ke arah kiblat ( mungkin terlentang ataupun yang lain ) maka wajib dibongkar kuburannya untuk dihadapkan ke kiblat selama jasadnya belum berubah.

3. Untuk mengambil harta yang terkubur bersama mayit.

Maksudnya: seandainya ada harta benda terkubur dengan mayat di liang lahat maka kuburannya harus dibongkar untuk mengambil harta yang ikut terkubur sekalipun jasad mayat sudah berubah.

4. Untuk wanita yang janinnya dikubur bersamanya dan janin tersebut masih mungkin hidup.

Maksudnya: Bila ada mayat wanita yang sedang hamil, setelah dimakamkan ternyata terdapat indikasi bahwa janin di dalam kandungannya masih hidup ( karena terdengar suara atau usia kandungannya yang sudah tua ) maka kuburannya harus dibongkar untuk mengambil bayinya.

 والله أعلم بالصواب والسلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته 

Penulis : Yusron Hasan bin H.Ahmad Mansur 
Sumber : كاشفة السجا karya: Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi

Friday, 30 March 2018

Cara Mengubur Jenazah ( كاشفة السجا )


Alhamdulillah masih bisa mebikuti ngaji jarak jauh sareng ustadz Yusron bin H. Ah. Mansur di mimbar dakwa Cangkru'e Desa kembangan, kali ini ustadz akan menyampaikan kemasan yang berjudul " Cara Menguburkan Jenazah"..


Cara Mengubur Jemazah








السلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته

بسم اللّٰه الرحمن الرحيم 
 
فصل أقل الدفن حفرة يكتم رائحته وتحرسه من السباع وأكمله قامة وبسطة ويوضع خده على التراب ويجب توجيهه إلى القبلة


Artinya: Galian paling sederhana untuk mengubur jenazah adalah galian yang bisa memyembunyikan bau jenazah dan bisa melindungi jenazah dari binatang buas, sedangkan yang sempurna adalah galian sedalam tinggi badan dan sepanjang tangan yang diarahkan ke atas dengan membuka telapak tangan. Pipi jenazah ( sebelah kanan ) ditempelkan ke tanah dan wajib menghadapkan mayit ke arah kiblat.

Keterangan: 

Dalam membuat galian untuk mengubur jenazah ada dua car yang bisa dipilih yaitu: 

1. Cara sederhana yaitu: Galian yang bisa memyembunyikan bau jenazah dan bisa melindungi jenazah dari binatang buas.

Maksudnya: Dengan membuatkan galian yang sekiranya bisa menyembunyikan bau jenazah agar tidak tercium oleh orang sekitar ketika jenazah sudah membusuk dan bisa menjaga jenazah dari serangan binatang buas yang akan menggali dan memangsa jenazah.

2. Cara sempurna yaitu: Galian sedalam tinggi badan dan sepanjang tangan yang diarahkan ke atas dengan membuka telapak tangan dan Pipi jenazah ( sebelah kanan ) ditempelkan ke tanah.

Maksudnya: Dengan membuatkan galian sedalam tinggi badan orang dewasa letika dia mengacungkan tangannya ke atas dengan membuka telapak tangannya ( kurang lebih dua meter ),dan Pipi jenazah ( sebelah kanan ) disunatkan untuk ditempelkan ke bumi, tanah atau ke batu bata untuk lebih menunjukkan sebuah kehinaan.

Ketika jenazah diletakkan di dalam liang kubur maka jenazah wajib dihadapkan ke kiblat bila jenazahnya muslim sebagaimana ketika sholat, sedangkan untuk jenazah orang kafir maka boleh dihadapkan ke kiblat dan boleh juga membelakangi arah kiblat.

Untuk jenazah orang kafir yang sedang mengandung dan janin di dalamnya sudah bernyawa namun sudah meninggal maka ketika menguburnya harus dihadapkan ke arah membelakangi kiblat agar janin yang ada di dalam kandungannya menghadap kiblat karena janin di dalam kandungan itu menghadap ke punggung ibunya dan dikubur di antara jenazah muslim dan orang kafir. sedangkan bila janin yang ada di dalam kandungan jenazah orang kafir itu belum bernyawa ( masih berupa darah ) maka jenazah tidak harus dihapkan ke arah membelakangi kiblat.

Apabila janin yang ada dalam kandungan jenazah ternyata masih bisa diharapkan hidup maka tidak boleh dikuburkan bersama ibunya tapi harus dikeluarkan dari perut jenazah dengan cara membedahnya ( operasi cesar ) sekalipun jenazahnya adalah seorang muslimah.
والله أعلم بالصواب
والسلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته

Penulis : Yusron Hasan bin H.Ahmad Mansur
Sumber : كاشفة السجا karya: Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi

Friday, 16 March 2018

Rukun Sholat Janazah



Alhamdulillah siang ini kita masih bisa mengikuti ngaji jarak jauh sareng ustadz Yusron Hasan Bin H. Ah. Mansur. Semoga ngaji jarak jauh dimimbar dakwa cangkrue desa kembangan ini selalu istiqomah.. Dan langsung saja ustad Yusron akan menyampaikan kemasan yang berjudul "Rukun Sholat Janazah".

Monggo ngaos sareng ustadz Yusron..


Rukun Sholat Janazah

السلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته 
بسم اللّٰه الرحمن الرحيم 
فصل ، أركان صلاة الجنازة سبعة الأولى النية الثاني أربع تكبيرات الثالث القيام علي القادر الرابعة قراءة الفاتحة الخامس الصلاة على النبي صلى اللّٰه عليه وسلم بعد الثانية السادس الدعاء للميت بعد الثالثة السابع السلام 

Artinya:  Rukun Sholat janazah itu ada tujuh, pertama adalah niat ke-dua adalah empat takbir, ke-tiga adalah berdiri bagi yang mampu, ke-empat adalah membaca Surat Al-Fatihah, ke-lima adalah membaca Sholawat atas Nabi sesudah takbir yang ke dua, ke-enam adalah membaca do'a untuk mayit sesudah takbir yang ke tiga, ke-tujuh adalah mengucapkan salam.

Keterangan :

Sholat jenazah memang berbeda dengan sholat yang lain karena tidak ada ruku’sujud, ataupun yang lain dan sholat jenazah itu hanya mempunyai tujuh rukun yaitu :

1. Niat

Maksudnya : orang yang melakukan Sholat jenazah harus berniat untuk melakukan Sholat Jenazah dan harus menyatakan tentang kefardluannya sekalipun tanpa menyatakan fardlu kifayah dan tidak diharuskan untuk menyatakan siapa mayit yang disholati.

Niat itu harus bersamaan dengan takbirotul Ihrom, untuk Imam bila ingin mendapatkan keutamaan sholat berjamaah maka dalam niatnya harus berniat untuk menjadi Imam dan bila tidak berniat untuk menjadi imam maka tidak mendapatkan keutamaan jama'ah sedangkan makmum harus berniat menjadi makmum.

Salah satu contoh niat sholat janazah adalah:

أصلي على هذا الميت فرض كفاية مأموما لله تعالى  

( Usholli alaa haadzal mayyiti fardlo kifayatin ma'muuman lillahi ta'ala) 

Artinya:  Aku niat sholat atas mayit ini fardlu kifayah sebagai makmum karena Allah ta'ala

2. Empat kali Takbir

Maksudnya : dalam  sholat jenazah itu minimal harus terdapat empat kali takbir ( termasuk takbirotul Ihrom ),

Apabila takbirnya kurang dari empat maka tidak sah sholatnya sedangkan bila takbirnya lebih dari empat ( lima, enam dst. ) maka sholatnya masih sah sekalipun penambahan takbir itu dilakukan dengan sengaja, karena hakekat sholat jenazah itu adalah dzikir sehingga boleh ditambah namun tidak boleh dikurangi.

3. Berdiri bagi yang mampu

Maksudnya : bagi orang yang mampu berdiri maka sholat jenazah harus dilakukan dengan berdiri, sedangkan yang tidak mampu berdiri maka boleh dilakukan dengan duduk ataupun yang lain.

4. Membaca Surat Al-Fatihah

Maksudnya : membaca tujuh ayat surat Al-Fatihah atau bila tidak mampu membaca Surat Al-Fatihah maka boleh membaca tujuh dzikir sebagai pengganti Surat Al-Fatihah.

Untuk bacaan Surat Al-Fatihah itu tidak harus dilakukan setelah takbir yang pertama, jadi bisa dilakukan sesudah takbir ke-dua bersama dengan membaca sholawat, bisa juga dlakukan sesudah takbir yang ke-tiga bersama dengan membaca do’a untuk mayit, bahkan boleh juga dibaca sesudah takbir yang ke-empat namun yang paling baik adalah dibaca sesudah takbir yang pertama.

5. Membaca Sholawat atas Nabi sesudah takbir yang ke-dua

Maksudnya : membaca Sholawat kepada Rosulullah SAW, dan yang lebih sempurna adalah ditambah dengan sholawat untuk Sahabat dan keluarga Rosulullah SAW.

contoh bacaan sholawat terpendek adalah: 

اللهم صل على سيدنا محمد 

6. Membaca do’a untuk mayit sesudah takbir yang ke-tiga

Maksudnya : mendo’akan mayit dengan do’a yang berhubungan untuk akherat,

Contoh do'a untuk mayit adalah: 

اللهم اغفر له  وارحمه وعافه واعف عنه

( Allahumma ighfir lahuu warhamhuu wa'aafihii wa'fu anhu )

7. Membaca salam

Maksudnya : mengucapkan salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri  sebagaimana sholat yang lain.
sebelum mengucapkan salam disunatkan untuk membaca do"a berikut ini:

اللهم لاتحرمنا أجره ولاتفتنا بعده واغفر لنا وله

(   Allhumma laa tahrimna ajrahu walaa taftinnaa ba'dahu waghfir lanaa wa lahuu )

NB: Bila mayitnya perempuan maka kata هذا الميت   ( haadzal mayyiti ) dalam niat diganti dengan هذه الميتة  (  haadzihil mayyitati )dan dlomir ه  ( huu/hii ) yang terdapat dalam doa untuk mayit diganti dengan ها ( haa ).

والله أعلم بالصواب 
والسلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته 
Penulis : Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur
Sumber:  كاشفة السجا  karya:  Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi

Friday, 9 March 2018

Tata Cara Mengkafani Jenaza


Masih di indahnya ngaji jarak jauh sareng ustadz Yusron Hasan.. pada mimbar dakwa cangkrue desa kembangan.. kali ini ustadz akan menyampaikan kemasan yang berjudul " Tata Cara Mengkafani Jenaza". 

Monggo ngaos sareng ustadz yusron.


Tata Cara Mengkafani Jenaza

السلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته

بسم اللّٰه الرحمن الرحيم 

فصل أقل الكفن ثوب يعمه وأكمله للرجل ثلاث لفائف وللمرأة قميص وخمار وإزار ولفافتان

Artinya: Kafan paling sedikit adalah pakaian yang bisa menutup seluruh tubuh mayit, sedangkan sempurnanya kafan untuk jenazah laki-laki adalah tiga lapis kain sedangkan untuk perempuan adalah baju kurung, kerudung, jarik dan dua lapis kain.

Keterangan: 

Dalam mengkafani mayat ada dua cara yang bisa dilakukan yaitu:

1. Cara sederhana

Maksudnya: Cara yang ringan secara biaya tapi dianggap cukup yaitu dengan menutupi seluruh anggota tubuh mayit baik itu laki - laki ataupun perempuan dengan menggunakan selembar kain. Apabila tidak ditemukan kain ( karena tidak ada biaya atupun yang lain ) maka bisa menggunakan bahan yang yang lain.

2. Cara sempurna

Maksudnya:  cara mengkafani jenazah dengan cara yang lebih baik

untuk jenazah laki - laki dengan menggunakan tiga lembar kain dan masing-masing kain bisa menutup semua anggota tubuh mayit.

sedangkan untuk jenazah perempuan menggunakan lima lembar kain dengan rincian sebagai berikut:
a. Selembar digunakan sebagai jarik/sarung untuk menutup bagian bawah tubuh jenazah
b. Selembar kain sebagai baju untuk menutup bagian badan jenazah
c. Selembar kain sebagai kerudung untuk menutup bagian kepala sampai leher
d. Dua lembar kain untuk menutup seluruh anggota tubuh jenazah.

والله أعلم بالصواب 
والسلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته 
Penulis: Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur
sumber:  كاشفة السجا  karya:  Syaikh Muhammad, Nawawi bin Umar Al-Jawi

Friday, 2 March 2018

Cara Memandikan Mayit



Masih di indahnya ngaji jarak jauh sareng ustadz Yusron Hasan Bin. H. Ah. Mansur , di mimbar dakwa cangkru'e desa kembangan , kali ini ustadz akan menyampaikan kemasan yang berjudul " Cara Memandikan Mayit ".

Monggo ngaos sareng Ustadz Yusron Hasan..

Cara Memandikan, Mayit

 السلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته بسم اللّٰه الرحمن الرحيم فصل ـ أقل الغسل تعميم بدنه بالماء وأكمله أن يغسل سوأتيه وأن يزيل القذر من أنفه وأن يوضئه وأن يدلك بدنه بالسدر وأن يصب الماء عليه ثلاثا 

Artinya: Cara memandikan mayit paling sederhana adalah dengan meratakan air ke seluruh badan mayit, sedangkan cara memandikan mayit yang sempurna adalah: 1.Mencuci kedua bagian qubul dan dubur 2. Menghilankan kotoran dari hidung mayit 3.Mewudlukan mayit 4. Menggosok badan mayit dengan daun bidara 5. Menyiramkan air ke tubuh mayit sebanyak tiga kali.

Keterangan: Ada dua cara dalam memandikan mayit yaitu:

A. Cara sederhana yaitu: hanya dengan meratakan air ke seluruh tubuh mayit maksudnya:

Seluruh tubuh mayit harus merata terkena air mulai ujung rambut sampai ke ujung kaki, seluruh kotoran atau benda apapun yang menempel di tubuh mayit harus dibersihkan terlebih dahulu agar tidak menghalangi sampainya air ke kulit.

B. Cara sempurna yaitu: Memandikan mayit dengan menggunakan lima langkah ( tidak harus berurutan ) 

1. Mencuci kedua bagian qubul dan dubur Maksudnya: kotoran yang ada di qubul dan dubur dibersihkan kemudian disiram dengan air. dengan terlebih dahulu kepala mayit agak diangkat sedikit seperti posisi duduk agar kotorannya keluar. 

2. Menghilangkan kotoran dari hidung mayit Maksudnya: kotoran yang ada dihidung mayit dibersihkan dengan air 

3. Mewudlukan mayit Maksudnya: Anggota wudlu mayit disiram dengan air sebagaimana orang berwudlu 

4. Menggosok badan mayit dengan daun bidara Maksudnya: tubuh mayit digosok dengan menggunakan benda yang berbau wangi seperti sabun cair atau sejenisnya. ketika menggosok tubuh mayit harus dilakukan dengan hati-hati dan lembut sebab meskipun jasadnya sudah tidak bernyawa tubuh mayit masih bisa merasakan sakit ( menurut sebagian pendapat ) 

5.  Menyiramkan air ke tubuh mayit sebanyak tiga kali Maksudnya: menyiramkan air ke seluruh tubuh mayit sebanyak tiga kali.

 والله أعلم بالصواب والسلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته 

Penulis: Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur Sumber: كاشفة السجا 
karya : Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi

Friday, 23 February 2018

Kewajiban kepada Mayit



Alhamdulillah masih diindahnya ngaji jarak jauh sareng ustadz Yusron Hasan Bin H. Ah. Mansur, dimimbar dakwa Cangkru'e Desa Kembangan. Kali ini ustadz akan menyampaikan kemasan yang bersudul " Kewajiban Kepada Mayit".

Monggo ngaos sareng ustadz Yusron Hasan ....


Kewajiban kepada Mayit

السلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته
بسم اللّٰه الرحمن الرحيم
فصل ؛ ألذي يلزم للميت أربع خصال ؛ غسله وتكفينه والصلاة عليه ودفنه

Artinya:  Perkara yang wajib dilakukan untuk mayit itu ada empat perbuatan:  1. Memandikannya 2,Menkafaninya 3,Mensholatinya 4, Menguburnya,

Keterangan :

Hukum merawat janazah adalah fardlu Kifayah, Karena itu bila ada seorang Muslim meninggal dunia kemudian di daerah tersebut tidak ada seorangpun yang mau merawatnya maka semua penduduk di daerah tersebut ikut menanggung dosa.

Perawatan yang harus dilakukan terhadap jenazah itu meliputi empat perkara yaitu :

1. Memandikan

Maksudnya:  Memandikan Jenazah, bila memang tidak bisa dimandikan seperti : mayat yang terbakar sehingga tidak bisa dimandikan maka bisa diganti dengan tayammum.
Ada beberapa jenazah yang tidak boleh dimandikan bahkan hukumnya haram bila dimandikan antara lain 1. Orang yang meninggal dunia ketika sedang Ihram ( melaksanakan Ibadah Haji ) 2. Orang mati Syahid karena perang.

Untuk orang kafir maka  tidak wajib dimandikan namun bila dimandikan maka tetap diperbolehkan.

2. Mengkafani

Maksudnya : Mengkafani mayit  dengan menggunakan kain kafan ( yang lebih baik adalah menggunakan kain warna putih yang sudah lama ),

Untuk orang yang sedang Ihram maka cukup dengan kain ihramnya ( tanpa menutup kepala bagi laki2 ) sedangkan untuk orang yang meninggal dunia dalam peperangan ( Syahid dalam perang ) maka dibiarkan dengan baju yang dipakainya.

3. Mensholati

Maksudnya : Sholat jenazah sesuai tata caranya, untuk orang  meninggal dunia dalam perang maka tidak usah disholati ( haram hukumnya ).

4. Mengkuburkan

Maksudnya : Mengkuburkan jenazahnya agar baunya tidak mengganggu orang sekitar dan untuk menjaga dari serangan binatang buas,

 Untuk tata cara perawatan jenazah Insya Allah akan kami sampaikan di episod~episode  selanjutnya

والله أعلم بالصواب
والسلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته
Penulis:  Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur
Sumber:  كاشفة السجا  karya:  Syaikh Muhammad Nawawin bin Umar Al-Jawi

Friday, 9 February 2018

Syarat-Syarat Khutbah


Masih di indahnya ngaji jarak jauh sareng ustadz Yusron Hasan Bin H. Ah. Mansur , di mimbar dakwa cangkru'e Desa Kembangan , kali ini ustadz akan menyampaikan kemasan yang berjudul " Syarat - syarat Khutbah".

Monggo ngaos sareng ustadz Yusron.

Syarat-Syarat Khutbah


السلام  عليكم  ورحمة  اللّٰه  وبركاته

بسم  اللّٰه  الرحمن  الرحيم

فصل ـ شروط  الخطبتين عشرة  الطهارة  عن الحدثين الأصغر  والأكبر والطهارة عن النجاسة في  الثوب  والبدن والمكان وستر العورة والقيام  على القادر والجلوس بينهما فوق طمأنينة الصلاة والموالاة بينهما والموالاة بينهما  وبين الصلاة وأن تكون بالعربية وأن يسمعها أربعين وأن تكون كلها في وقت الظهر


Artinya : Syarat-Syarat Dua Khutbah itu ada sepuluh yaitu 1. Bersih dari Dua hadats baik  hadats kecil ataupun hadats besar 2. Bersih dari najis dalam  pakaian, badan dan tempat 3. Menutup Aurat  4. Berdiri bagi yang mampu  5. Duduk di antara Dua Khutbah  melebihi thuma’ninah dalam Sholat 6. Bertutut – turut antara ke-dua Khutbah ( khutbah pertama dan Khutbah ke-dua ) 7. Berturut-tutut antara dua khutbah dan Sholat ( Sholat Jum’at ) 8. Harus menggunakan Bahasa Arab  9. Harus bisa didengarkan oleh empat puluh orang ( minimal ) 10. Semuanya harus dilaksanakan di waktu Dhuhur.

Keterangan :

Pelaksanaan Sholat Jum’at itu harus didahului dengan Dua khutbaha, sehingga Sholat Jum’at tanpa didahului oleh dua khutbah maka Sholat Jum’at-nya tidak sah.

Khutbah ( khutbah pertama dan ke-dua ) itu juga mempunyai syarat yang harus terpenuhi, dan bila salah satu syarat khutbah itu tidak terpenuhi maka Khutbah-nya tidak sah, bila khutbah tidak sah maka sholat jum’atnya juga tidak sah.

Agar khutbah itu sah maka harus memenuhi sepuluh syarat yaitu :

1. Bersih dari Dua hadats baik  hadats kecil ataupun hadats besar.

Maksudnya : Orang yang membaca Khutbah ( Khotib ) itu harus suci dari hadats kecil dan hadats besar, seandainya di tengah-tengah khutbah berhadats maka khutbahnya batal dan harus mengulang dari awal.

2. Bersih dari najis dalam  pakaian,badan dan tempat.

Maksudnya : Khotib harus suci dari semua najis dalam tiga perkara

a. Pakaian Yaitu : semua benda yang menempel dan ikut bergerak ketika khotib itu bergerak, seperti : baju, sarung, surban dll. Termasuk juga tongkat  ataupun buku dan mimbar yang sedang dipegang oleh Khotib.
b. Badan yaitu : seluruh anggota badan mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.
c. Tempat  khutbah yaitu : tempat berdiri khotib dan tempat duduk ketika duduk di antara dua khutbah.

3. Menutup Aurat.

Maksudnya : khotib harus tertutup auratnya ( lihat kembali batasan aurat pada episode terdahulu )

4. Berdiri bagi yang mampu.

Maksudnya : Khutbah  harus dilakukan dengan berdiri bagi yang mampu.

5. Duduk di antara Dua Khutbah  melebihi thuma’ninah dalam Sholat

Maksudnya : di antara dua Khutbah ( khutbah pertama dan ke-dua ) harus diselingi dengan duduk dan  lama duduknya minimal sama dengan lama thuma’ninah dalam Sholat ( disunatkan lebih lama duduknya seukuran sekali bacaan Surat Al-Ikhlas )

Apabila khotib tidak bisa duduk ( karena tubuhnya kaku sehingga tidak bisa duduk ) maka diperbolehkan tidak duduk tapi harus diam sebentar seukuran thuma’ninah dalam Sholat untuk memisah antara khutbah pertama dan khutbah ke-dua.

6. Bertutut – turut antara ke-dua Khutbah ( khutbah pertama dan Khutbah ke-dua )

Maksudnya : Ke-dua khutbah ( pertama dan ke-dua ) harus dilakukan secara berturut-turut dan tidak boleh diselingi oleh yang lain misalkan di tengah-tengah khutbah terdiam sampai melebihi ukuran dua rakaat yang ringan maka khutbahnya batal, begitu pula seandainya di tengah-tengah  khutbah bersin kemudiam  membaca hamdalah karena bersin maka khutbahnya juga batal.

Namun bila diselingi oleh ceramah ( asalkan ceramahnya terarah )  maka diperbolehkan, sekalipun ceramah  itu dilakukan di antara satu rukun Khutbah dengan rukun yang lain    ( sekalipun lama ) maka tidak membatalkan  khutbah.

7. Berturut-tutut antara dua khutbah dan Sholat ( Sholat Jum’at )

Maksudnya : Setelah melakukan dua khutbah harus segera melakukan Sholat Jum’at dan tidak boleh diselingi dengan yang lain, baik itu berupa ucapan ataupun diam.
Seandainya setelah melaksanakan Khutbah ternya khotib bercakap-cakap atau diam  tapi dalam waktu yang lama ( seukuran dua rakaat yang ringan ) maka khutbahnya batal.

8. Harus menggunakan Bahasa Arab

Maksudnya : semua Rukun Khutbah ( lihat episode sebelumnya ) harus menggunakan bahasa Arab sekalipun  semua makmumnya bukan orang arab dan tidak faham Bahasa Arab.
Seandainya ada orang Khutbah kemudian rukun khutbahnya menggunakan selain bahasa Arab maka khutbahnya tidak sah.

9. Harus bisa didengarkan oleh empat puluh orang ( minimal )

Maksudnya : Khotib harus mengeraskan khutbahnya (   rukun-rukun khutbah ) sehingga bisa didengarkan oleh minimal empat puluh orang ( termasuk Khotib ), bila seorang khotib membaca Khutbahnya dengan suara pelan sehingga makmum banyak yang tidak mendengarnya ( yang mendengar kurang dari empat puluh orang ) maka khutbahnya tidak sah.

10. Semuanya harus dilaksanakan di waktu Dhuhur.
Maksudnya : ke-dua khutbah harus dilakukan setelah masuknya waktu Dhuhur, bila belum masuk waktu Dhuhur khutbah sudah dimulai maka tidak sah.

والله أعلم بالصواب
والسلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته
Penulis: Yusron Hasan bin H.Ahmad Mansur
Sumber:  كاشفة السجا  karya: Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi