Masih di indahnya ngaji jarak jauh sareng ustadz Yusron Hasan Bin H. Ah. Mansur, di mimbar dakwa Cangkru'e Desa Kembangan . Langsung saja ,. kali ini ustadz Yusron akan menyampaikan kemasan yang berjudul " Tingkatan Niat dalam Sholat ".
Monggo ngaos sareng ustadz Yusron....
Tingkatan Niat dalam Sholat
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم اللّٰه الرحمن الرحيم
فصل : النية ثلاثة درجات ان كاننت
الصلاة فرضا وجبت قصد الفعل والتعيين والفرضية وان كانت نافلة مؤقتتة كراتبة او
ذات سبب وجبت قصد الفعل والتعيين وان كانت نافلة مطلقا وجبت قصد الفعل فقط الفعل
أصلى والتعيين ظهرا اوعصرا والفرضية فرضا
Artinya : Niat ( Dalam Sholat ) itu
ada tiga tingkatan 1. Bila Sholatnya adalah Sholat Fardlu maka wajib menyengaja
perbuatan, menyatakan ( nama Sholatnya ), dan menyebutkan kefardluannya 2. Bila
Sholatnya adalah Sholat Sunat yang ditentukan waktunya seperti Sholat Rowatib (
Sholat yang mengiringi Sholat Fardlu/qobliyah dan ba’diyyah ) atau Sholat Sunat
yang mempunyai sebab maka wajib menyengaja untuk melakukan (Sholat ) dan
menyatakan ( nama Sholatnya ) 3. Bila Sholatnya adalah Sholat sunat Mutlak maka
hanya wajib menyegaja untuk melakukan Sholat. Yang dimaksud menyengaja melakukan
Sholat adalah kalimat : أصلى , yang dimaksud
menyatakan ( nama Sholat ) adalah : kalimat ظهرا
اوعصرا, sedangkan yang dimaksud dengan menyebutkan kefardluannya
adalah kalimat : فرضا
Keterangan :
Ada tiga tingkatan niat ketika melakukan
Sholat yaitu :
1.
Untuk Sholat Fardlu ( Dhuhur, Ashar,
Mghrib, Isya’ dan Shubuh ) maka niatnya harus mengandung tiga unsur yaitu :
a.
Menyengaaja sholat, Maksudnya dalam
hati harus ada niat untuk melakukan Sholat yaitu kalimat : أصلى ( Aku Sholat )
b.
Menyatakan
tentang nama Sholatnya, maksudnya dalam niatnya harus disebutkan tentang nama
Sholat yang dikakukan misalkan untuk Sholat Dhuhur maka dalam niatnya harus ada
lafadh:ظهرا, untuk Sholat Ashar maka dalam niatnya
harus ada kata عصر
c.
Menyebutkan
tentang kefardluan sholat yaitu kalimat : فرضا
Contoh niat secara singkat adalah : أصلى فرض الظهر لله تعالى
Sedangkan menyebutkan jumlah rakaat sholatnya dalam niat itu
hukumnya sunat, menyandarkan niat kepada
Allah SWT seperti kalimat لله تعالى itu hukumnya juga sunat
sebab dengan sendirinya kalau Ibadah ( termasuk Sholat ) itu pasti niatnya karena
Allah SWT sekalipun tidak disebutkan dalam niatnya, begitu pula pernyatan
menghadap kiblat dalam niat seperti kalimat مستقبل
القبلة itu hukumnya juga sunat.
2.
Untuk Sholat Sunat Yang sudah
ditentukan waktunya misal : Sholat
Rowatib atau Sholat yang dilaksanakan karena ada sebab misal : Sholat
Tahiyyatul Masjid, Sholat Janazah dan Sholat Sunat Wudlu ( Sholat yang
dilakukan setelah melaksanakan wudlu ) maka niatnya harus memiliki dua unsur
yaitu :
a.
Menyengaja sholat yaitu kalimat : أصلى
b.
Menyatakan
tentang nama Sholatnya misalkan sholat janazah maka dalam niatnya harus ada
lafadz :جنازة
3.
Untuk Sholat Sunat Mutlak ( Sholat
yang tidak ditentukan waktunya ) maka niatnya hanya mengandung satu unsur saja
yaitu : Menyengaja sholat misal kalimat
:
أصلى
والله اعلم بالصواب
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Penulis : Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur
Sumber : كاشفةالسجا karya : Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi
No comments:
Post a Comment