Monggo ngaji kembali dalam program ngaji jarak jauh bersama ustadz Yusron Hasan bin H. Ah. Mansur di mimbar dakwa cangkrue'e desa kembangan. masih melanjutkan kajian kitab Safinatun Najah dan sudah sampai ke pasal 2. "Sendi-Sendi Keimanan bag -1
(Iman kepada Allah SWT )".
Monggo ngaos jarak jauh sareng ustadz yusron..
السلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته
بسم اللّٰه الرحمن الرحيم
فصل أركان الإيمان ستة أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر والقدر خيره وشره من اللّٰه تعالى
Pasal ke-2 : Rukun Iman itu ada enam yaitu : engkau percaya kepada Allah SWT, percaya kepada Malaikat-Malaikat Allah, percaya kepada Kitab-Kitab Allah, percaya kepada Utusan-Utusan Allah, percaya pada Hari Akhir, percaya bahwa semua ketentuan dan kejadian baik ataupun buruk itu dari Allah Ta'ala.
Keterangan :
Iman secara bahasa adalah : Pembenaran secara umum
Sedangkan iman secara syariat adalah : membenarkan apa yang dibawa oleh Rosulullah SAW tentang perkara-perkara agama yang diketahui dengan pasti.
Secara ringkasnya seseorang itu disebut mukmin bila mengimani enam perkara yaitu :
1. Beriman kepada Allah SWT yaitu : Percaya dan meyakini tentang Allah SWT ( makrifat kepada Allah SWT ) . Dalam ilmu Tauhid makrifat kepada Allah SWT itu bisa dilakukan dengan dua cara yaitu :
A. Makrifat dengan mengenal dan meyakini sifat-sifat Allah SWT, baik mengenal sifat Allah SWT secara global ataupun secara terperinci. Maksud dari mengenal sifat Allah SWT secara global adalah : meyakini bahwa Allah SWT itu maha sempurna dan suci dari segala macam kekurangan. Sedangkan mengenal sifat Allah SWT secara terperinci yaitu : mengetahui dan meyakini tentang sifat-sifat Allah SWT satu persatu.
Perlu diketahui bahwa sifat yang dimiliki oleh Allah SWT itu tidak terbatas jumlahnya dan manusia tidak mungkin mampu memahaminya satu-persatu secara menyeluruh, karena itulah kemudian para Ulama' membuat sebuah kaidah tentang sifat wajib bagi Allah SWT yang harus kita ketahui dan kita imani antara lain :
-Wujud artinya : Allah SWT ada dan tanpa ada yang menciptakan.
-Qidam artinya: Allah SWT itu dahulu dan tanpa ada permulaannya.
-Baqo' artinya : Allah SWT kekal tanpa ada akhir.
-Mukholafatu lilhawaditsi : Allah SWT berbeda dengan malkhluk baik itu dalam dzat, sifat ataupun dalam pekerjaan.
-Qiyamuhi binafsihi artinya : Allah SWT itu tidak butuh tempat dan juga tidak butuh kepada yang lain
-Wahdaniyah artinya : Allah SWT itu satu (Tunggal) dan tidak ada yang menyerupai dalam hal apapun. -Qudroh artinya : Allah SWT itu Maha Kuasa untuk menjadikan apapun sesuai kehendak-Nya.
-Irodah artinya : Allah SWT itu menghendaki segala yang terjadi.
-Ilmu artinya : Allah SWT mengetahui segala perkara, baik yang sudah terjadi, sedang terjadi ataupun yang akan terjadi.
-Hayat artinya : Allah SWT itu hidup, tanpa ruh dan tanpa jasad.
-Sama' artinya : Allah SWT mendengar segala hal baik berupa dzat, sifat ataupun perbuatan, Allah SWT mendengar tanpa menggunakan alat baik telinga ataupun sejenisnya.
-Bashor artinya : Allah SWT melihat segala perkara baik berupa dzat, sifat ataupun perbuatan, Allah SWT melihat tanpa menggunakan alat berupa mata ataupun sejenisnya.
-Kalam artinya : Allah SWT berfirman, tidak berupa huruf ataupun suara, tidak ada permulaan dan tidak ada akhirnya, Allah SWT berfirman tanpa menggunakan alat mulut ataupun sejenisnya.
Bila kita mengetahui dan meyakini sifat-sifat tersebut disertai dengan dalilnya ( bukti ) baik dalil aqli ( logika ) ataupun dalil naqli ( bersumber dari Qur'an dan Hadits ) maka keimanan kita disebut iman makrifat, sedangkan bila kita tidak mengerti dalilnya maka keimanan kita disebut iman taqlid ( keimanan yang mengikuti pendapat orang lain ).
B. Makrifat kepada Allah SWT dengan cara mukasyafah yaitu : dengan terbukanya penglihatan hati sehingga seolah-olah bisa melihat Allah SWT. Untuk seseorang yang makrifatnya secara mukasyafah maka tidak perlu mengetahui tentang makna dan dalil dari sifat-sifat Allah SWT namun itu tidak bisa terjadi pada sembarang orang, dan hanya terjadi pada orang-orang yang dipilih oleh Allah SWT.
والله أعلم بالصواب والسلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته
Penulis : Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur
1. Beriman kepada Allah SWT yaitu : Percaya dan meyakini tentang Allah SWT ( makrifat kepada Allah SWT ) . Dalam ilmu Tauhid makrifat kepada Allah SWT itu bisa dilakukan dengan dua cara yaitu :
A. Makrifat dengan mengenal dan meyakini sifat-sifat Allah SWT, baik mengenal sifat Allah SWT secara global ataupun secara terperinci. Maksud dari mengenal sifat Allah SWT secara global adalah : meyakini bahwa Allah SWT itu maha sempurna dan suci dari segala macam kekurangan. Sedangkan mengenal sifat Allah SWT secara terperinci yaitu : mengetahui dan meyakini tentang sifat-sifat Allah SWT satu persatu.
Perlu diketahui bahwa sifat yang dimiliki oleh Allah SWT itu tidak terbatas jumlahnya dan manusia tidak mungkin mampu memahaminya satu-persatu secara menyeluruh, karena itulah kemudian para Ulama' membuat sebuah kaidah tentang sifat wajib bagi Allah SWT yang harus kita ketahui dan kita imani antara lain :
-Wujud artinya : Allah SWT ada dan tanpa ada yang menciptakan.
-Qidam artinya: Allah SWT itu dahulu dan tanpa ada permulaannya.
-Baqo' artinya : Allah SWT kekal tanpa ada akhir.
-Mukholafatu lilhawaditsi : Allah SWT berbeda dengan malkhluk baik itu dalam dzat, sifat ataupun dalam pekerjaan.
-Qiyamuhi binafsihi artinya : Allah SWT itu tidak butuh tempat dan juga tidak butuh kepada yang lain
-Wahdaniyah artinya : Allah SWT itu satu (Tunggal) dan tidak ada yang menyerupai dalam hal apapun. -Qudroh artinya : Allah SWT itu Maha Kuasa untuk menjadikan apapun sesuai kehendak-Nya.
-Irodah artinya : Allah SWT itu menghendaki segala yang terjadi.
-Ilmu artinya : Allah SWT mengetahui segala perkara, baik yang sudah terjadi, sedang terjadi ataupun yang akan terjadi.
-Hayat artinya : Allah SWT itu hidup, tanpa ruh dan tanpa jasad.
-Sama' artinya : Allah SWT mendengar segala hal baik berupa dzat, sifat ataupun perbuatan, Allah SWT mendengar tanpa menggunakan alat baik telinga ataupun sejenisnya.
-Bashor artinya : Allah SWT melihat segala perkara baik berupa dzat, sifat ataupun perbuatan, Allah SWT melihat tanpa menggunakan alat berupa mata ataupun sejenisnya.
-Kalam artinya : Allah SWT berfirman, tidak berupa huruf ataupun suara, tidak ada permulaan dan tidak ada akhirnya, Allah SWT berfirman tanpa menggunakan alat mulut ataupun sejenisnya.
Bila kita mengetahui dan meyakini sifat-sifat tersebut disertai dengan dalilnya ( bukti ) baik dalil aqli ( logika ) ataupun dalil naqli ( bersumber dari Qur'an dan Hadits ) maka keimanan kita disebut iman makrifat, sedangkan bila kita tidak mengerti dalilnya maka keimanan kita disebut iman taqlid ( keimanan yang mengikuti pendapat orang lain ).
B. Makrifat kepada Allah SWT dengan cara mukasyafah yaitu : dengan terbukanya penglihatan hati sehingga seolah-olah bisa melihat Allah SWT. Untuk seseorang yang makrifatnya secara mukasyafah maka tidak perlu mengetahui tentang makna dan dalil dari sifat-sifat Allah SWT namun itu tidak bisa terjadi pada sembarang orang, dan hanya terjadi pada orang-orang yang dipilih oleh Allah SWT.
والله أعلم بالصواب والسلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته
Penulis : Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur
No comments:
Post a Comment