Friday 14 October 2016

Muqoddimah Kitab Safinatun Najah Bag-2

Indahnya menuntut ilmu, masih di ngaji jarak jauh bersama ustadz Yusron Hasan Bin H. Ah. Mansur di mimbar dakwa Cangkru'e Desa Kembangan. Setelah kemarin ustadz membawakan kemasan "Muqoddimah Kitab Safinatun Najah Bag-1", kali ini ustadz akan membawakan kemasan kelanjutannya yaitu "Muqoddimah Kitab Safinatun Najah Bag-2".

Monggo ngaos jarak jauh sareng ustadz Yusron...

السلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته 

Setelah membaca Basmalah dan Hamdalah kemudian dilanjutkan dengan membaca sholawat dan salam untuk Nabi Muhammad SAW, ini sesuai perintah Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 56 yang berbunyi :

 

 إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا 

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

Dalam ayat tersebut di terangkan bahwa Allah SWT dan para Malaikat membaca sholawat atas diri Nabi dan orang-orang berimanpun diperintahkan untuk membaca Sholawat dan salam untuk Nabi. Kita harus tahu bahwa sholawat dari Allah SWT, dari Malaikat dan dari Manusia itu mempunyai makna yang berbeda yaitu :

 

1. Sholawat dari Allah SWT itu mempunyai arti pemberian rahmat atau kasih sayang, jadi maksud dari Allah SWT bersholawat atas diri Nabi itu mempunyai pengertian bahwa Allah SWT itu senantiasa meberikan rahmat/kasih sayang kepada diri Nabi SAW.

2. Sholawat dari Malaikat itu mepunyai arti Istighfar/pemohonan ampunan, dengan demikian bila Malaikat membaca sholawat atas diri Nabi itu berarti Malaikat memohonkan ampunan atas diri Nabi SAW sekalipun Nabi SAW itu tidak mempunyai dosa.

3. Sholawat dari manusia adalah do'a, jadi bila kita membaca sholawat kepada Nabi SAW maka berarti kita mendo'akan Nabi SAW agar senantiasa mendapatkan rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT. sekalipun sebenarnya Nabi SAW itu tidak butuh terhadap do'a kita, dan bila kita membaca sholawat untuk Nabi maka pada hakekatnya kita sama dengan berdo'a untuk diri kita sendiri karena rahmat dan keselamatan itu akan kembali kepada diri kita.

 

Selain membaca sholawat atas diri Nabi SAW pengarang kitab safinatun najah juga membaca sholawat untuk keluarga dan sahabat Nabi SAW. Keluarga Nabi itu mempunyai dua pengertian :

 

1. Keturunan Nabi SAW, yaitu : putra-putri dan para cucu Beliau yang merupakan keturunan dari Bani Hasyim dan Bani Abdul Mutholib yang hingga sekarang masih ada yang bergelar habaib, sadat dan syarif atau syarifah.

2. Dalam urusan berdo'a maka yang dimaksud dengan keluarga Nabi SAW adalah semua orang beriman baik laki-laki ataupun perempuan yang ada di seluruh penjuru dunia, dengan demikian bila kita berdo'a untuk keluarga Nabi SAW maka secara hakekatnya kita mendo'akan semua orang beriman.

Sedangkan yang disebut dengan Sahabat Nabi adalah orang yang hidup di zaman Nabi SAW dan beriman kepada Beliau, jadi ada dua syarat seseorang itu disebut sebagai Sahabat Nabi SAW yaitu :

1. Pernah melihat Nabi SAW saat Nabi SAW masih hidup, sekalipun ketika melihat Nabi SAW Beliau dalam keadaan tidur, membelakangi orang tersebut atau orang tersebut tidak tahu kalau itu Nabi SAW karena sedang bersama dengan orang banyak, karena tidur Nabi SAW itu sama dengan terjaga, di belakang Nabi SAW itu sama dengan di depan Beliau dengan demikian bila ada orang bermimpi bertemu Nabi SAW maka orang tersebut tidak bisa disebut sebagai Sahabat Nabi SAW.

2. Beriman kepada Nabi SAW, maksudnya : menerima dan percaya kepada semua yang dibawa oleh Nabi SAW dan tidak menentangnya karena meyakini bahwa apapun yang disampaikan oleh Nabi SAW adalah benar dan harus diikuti. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hasyr ayat 7:

 وما آتاكم الرسول فخذوه ومانهىكم عنه فانتهوا 

Artinya : Apapun yang dibawa oleh Rosul untukmu maka ambillah dan apapun yang dilarang oleh Rosul untukmu maka jauhilah.

Dengan demikian maka bila ada orang yang hidup bersama Rosulullah SAW tetapi tidak beriman kepada Beliau seperti : Abu Jahal, Abu Lahab dsb. maka orang tersebut tidak bisa disebut sebagai Sahabat Nabi SAW. begitu pula bila ada orang beriman kepada Nabi SAW tapi tidak hidup bersama Nabi SAW seperti kebanyakan orang mukmin sekarang ini maka tidak bisa disebut sebagai Sahabat Nabi SAW.

Di akhir muqoddimah kitab, Mushonif ( Syaikh Salim bin Sumair Al-Hadlromi ) menutup dengan bacaan hauqolah ( لاحول ولاقوة الا بالله العلي العظيم ) sebagai ungkapan atas kelemahan diri dan memohon pertolongan kepada Allah SWT.

Semoga kitab ini bisa sempurna, Amiin.

 والله أعلم بالصواب 

 والسلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته 

Penulis : Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur

Lainnya : Muqoddimah Kitab Safinatun Najah Bag-1

No comments:

Post a Comment