" Waktu terus berjalan mendekati kematian,. Dan tubuh semakin berat di gerakkan untuk kebaikan " . Tapi jangan takut selagi masih ada kesempatan, mari terus berusaha ..!! Nah kali ini , pada ngaji jarak jauh di mimbar dakwa cangkru'e desa kembangan , dan masih bersama ustadz Yusron Hasan bin H. Ah. Mansur akan membawakan kemasan yang berjudul EMPAT TINGKATAN PEMANFAATAN WAKTU .
Monggo di baca dan di angen - angen ,., ngaji jarak jauh bersama Ustadz Yusron Hasan ..,!
السلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته
Dalam sehari semalam terdiri dari dua puluh empat jam adalah waktu yang
sangat panjang, namun bila kita tidak memanfaatkan untuk kebaikan maka
kita akan menjadi orang yang rugi, untuk itu maka kita harus
memanfaatkan waktu kita dengan baik, berikut ada empat tingkatan terbaik
dalam memanfaatkan waktu
1. Menuntut IImu yang bermanfaat
Memahami sebuah pengetahuan baik itu secara formal seperti di sekolah,
di pondok, dan di lembaga - lembaga non formal, ataupun juga secara non formal
seperti majlis ta'lim, pengajian - pengajian dan lain-lain ( semoga ngaji jarak
jauh yang kita lakukan ini termasuk di dalamnya, Amiin ).
Menuntut
ilmu menjadi perbuatan yang mulia karena dengan menuntut ilmu orang akan
tahu mana yang benar dan mana yang salah, ibadah seseorang akan
menjaadi sah dan bernilai dan masih banyak lagi alasan yang lain.
Bila dibandingkan dengan amalan - amalan lain yang bersifat sunat seperti puasa
sunat, sholat sunat, dzikir dan amalan - amalan sunat yang lain maka nilai
menuntut ilmu itu jauh lebih tinggi, ibadah - ibadah yang lain itu manfaatnya
hanya untuk pelakunya dan akan terhenti ketika pelakunya sudah mati,
sedangkan menuntut ilmu itu manfaatnya bisa berkembang untuk orang lain
dan tidak akan terhenti sekalipun pelakunya sudah meninggal dunia.
Dalam salah satu Kaidah Ushul Fiqih disebutkan :
المتعدي أفضل من القاصر
Artinya : Sesuatu yang bisa berkembang itu lebih utama dari pada sesuatu yang terputus
Tentang keutamaan orang berilmu Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Mujadalah ayat: 11
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي
الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ
انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تعْمَلُونَ
خَبِيرٌ
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
2. Ibadah-ibadah sunat
Bila kita tidak bisa memanfaatkan waktu kita untuk menuntut ilmu maka
tingkatan kedua adalah memanfaatkan waktu dengan berbagai macam ibadah
seperti dzikir, membaca tasbih dan lain
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Ahzab ayat: 41
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.
3. Berbuat kebaikan untuk orang lain
Menolong orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan kita,
lebih-lebih orang yang sedang sedih dan tertimpa musibah agar dia tidak
bersedih dan bisa berbahagia. Dalam salah satu hadits disebutkan:
افضل الأعمال إدخال السرور في قلوب المؤمنين
Artinya: Amal yang paling utama adalah memasukkan kebahagiaan ke dalam hati orang beriman.
Namun harus kita ingat, bahwa cara yang kita lakukan itu harus benar
dan menolongnya adalah untuk kebaikan dan bukan untuk kejelekan.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا
الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَائِدَ وَلَا آمِّينَ
الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنْ رَبِّهِمْ وَرِضْوَانًا
وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوا وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ
أَنْ صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَنْ تَعْتَدُوا
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى
الْإِثْمِ وَالْعدوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ
الْعِقَابِ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar
syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram,
jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang
qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridhaan dari Tuhannya dan
apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan
janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka
menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya
(kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksa-Nya.
4. Bekerja mencari nafkah
Islam melarang
ummatnya untuk menjadi pemalas, sebaliknya Islam mengajarkan kepada
ummatnya untuk menjadi orang yang giat bekerja mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan hidup keuarga. Namun harus diingat jangan sampai
pekerjaan kita menjadikan kita melalaikan Ibadah yang lain.
Bekerja
menjadi salah satu perbuatan yang paling utama karena dengan bekerja
berarti seseorang telah berusaha untuk mendapatkan anugerah dari Allah
SWT. dan dengan bekerja akan membuka pintu - pintu ibadah yang lain seperti
shodaqoh, zakat, haji dan lain-lain
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Jumu'ah ayat:10
فَإِذَا قُضِيَتِ
الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Apabila telah
ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Demikian semoga bermanfaat, Amiin
والسلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته
Penulis : Yusron Hasan Bin H. Ahmad Mansur
Sumber ~مراقي العبودية karya : Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi
Lainnya : Link Mimbar dakwa desa kembangan
No comments:
Post a Comment