Wednesday 2 July 2014

Hilangnya kebiasaan gotong - royong dan brokohan di desa kembangan


Selamat membaca para warga kembangan yang kami cintai, semoga dengan tulisan kami di halaman ini menjadi bermanfaat bagi pembaca yang di rahmati Allah SWT, langsung saja kami akan sedikit mengupas dan mengulas kebiasaan warga kembangan yang mulai hilang di pertengahan tahun 90-an itu. sementara izinkan kami mengupas terlebih dahulu kata "brokohan", untuk gotong -  royong anda sudah pasti tahu karena di jaman sekolah sudah sering disinggung. brokohan berasal dari kata barokahan itu salah satu adat jawa. Upacara adat ini mempunyai makna ungkapan syukur dan suka cita karena mendapat suatu rejeki, atau mendapat sesuatu yang lain yang diharapkan kebarokahannya.

Brokohan berasal dari Bahasa Arab yaitu "barokah" yang maknanya mengharap berkah. di zaman dulu para tetangga diminta kehadirannya untuk ikut merayakan saat mendapat rejeki , malah ada yang  tanpa diminta kedatangannya,  semua datang perlu ikut mengngucapakan rasa syukur dan mengharap berkah. Aneka makanan dan minuman yang disajikan untuk menyambut kedatangan tetangga seperti dhawet , es strop, telor, jangan menir, nasi ambeng, sego karo lawuh, jeroan , pecel karo lawuh ayam dan lain-lain.

Nah... diatas tadi sudah kita kupas kata "brokohan" sekarang kami bicara poin dari tulisan kami ini, di pertengan tahun 90-an memang sudah hampir hilang sama sekali bahkan sekarang sudah tidak di jumpai lagi, yang kami maksudkan kebiasaan yang hilang adalah "gotong - royong" yang di barengi brokohan atau barokahan.

Pada eranya gotong royong  sangat sering dilakukan oleh masyarakat desa kembangan. Namun sekarang sudah tidak ada lagi. Seperti contoh yang paling saya inget adalah saat bedah rumah, memperbaiki rumah atau membangun rumah, waktu itu tidak satu pun orang yang menolong dengan pamrih dan kedatangannya bisa jadi tanpa undangan semua berbondong- bondong untuk membantu dalam pekerjaan memperbaiki rumah atau membangun rumah itu, istilah kasarnya hanya dibayar  sajian atau jamuan seperti yang kita bahas diatas, minum dawet atau cuma sepincung nasi intinya mencari berkah (ikhlas karena Allah) sedangkan si tuan rumah brsyukur dan meminta berkah atas rejeki bisa membangun rumah. suasana seperti itu sangat lah kita rindukan. Bayangkan jika sikap seperti itu diterapkan dijaman sekarang pasti banyak manfaatnya, misal lebih irit biaya renovasi rumah.

Tidak hanya dalam hal perbaikan rumah atau pembangunannya saja tetapi pada zaman dulu menggarap sawah pun bergantian antar tetangga dari sawah tetangga satu ke sawah yang lain ,sampai ke sawahnya sendiri jikalau di terapkan di jaman sekarang biaya preman sawah (untuk, daut, nyapot, ngemes,macol, dll) bisa ditekan dan keuntungan pertanian warga bisa meningkat tinggi dari biasanya. amiin

Sementara sampai disini dulu pembahasannya terimakasih semoga bermanfaat, dan jangan lupakan gotong royong sebagai watak warga desa kembangan.. Salam desa kembangan
 Lihat juga cerita rakyat desa kembangan yg lain "klik"disini

No comments:

Post a Comment