Friday, 1 December 2017

Kewajiban Niat menjadi Imam











Masih di orbit yang sama , di mimbar dakwa Cangkru'e Desa Kembangan bersama ustadz Yusron Hasan Bin H. Ah. Mansur. kali ini ustadz akan menyampaikan kemasan yang berjudul " Kewajiban Niat menjadi Imam".


Monggo ngaos jarak jauh sareng ustadz yusron Hasan.......








Kewajiban Niat Menjadi Imam

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
فصل  : ألذي يلزم فيه نية الامامة أربع الجمعة والمعادة والمنذورة جماعة والمتقدمة في المطر


Artinya : Sholat yang harus ada niat untuk jadi Imam ( bagi Imam ) itu ada empat yaitu : 1. Sholat Jum’at 2. Sholat mengulang       3. Sholat yang dinadzarkan untuk  dilakukan secara berjama’ah       4. Sholat Jama’ Tadim karena hujan.

Keterangan :

Ketika melakukan Sholat berjama’ah seorang   wajib berniat untuk menjadi Makmum, dan niat menjadi makmum itu dimulai dari ketika Takbiratul Ihrom ( saat niat Sholat ) dan boleh dimulai setelah takbirotul Ihrom ( bila lupa belum niat jadi Makmum saat membaca niat ) namun untuk Sholat Jum’at  maka niat menjadi makmumnya harus dimulai dari ketika Takbiratul Ihrom ( saat niat Sholat ), dan bila ketika menjadi makmum tidak niat menjadi makmum namun gerakan kita mengikuti Imam maka sholat kita tidak sah.

Sedangkan seorang Imam dalam Sholat itu boleh niat menjadi Imam dan  boleh juga tanpa niat menjadi Imam namun keduanya punya konsekwensi masing-masing yaitu :

     a.       Imam dalam Sholat yang  tidak berniat menjadi Imam maka dia tidak mendapatkan keutamaan Sholat berjama’ah ( dihitung sebagai Sholat sendirian ) sekalipun dia menjadi Imam untuk Sholat berjama’ah dengan makmum berjumlah ratusan atau bahkan ribuan.
 
     b.      Imam dalam Sholat yang berniat menjadi Imamnya di awal Sholat ( mulai Takbirotul Ihrom ) maka dia mendapatkan keutamaan berjama’ah sejak awal Sholat sampai akhir Sholat, namun bila niat menjadi imamnya ketika sudah berada di dalam Sholat ( setelah takbirotul hrom atau bahkan setelah mendapat beberapa rakaat ) maka dia mendapatkan keutamaan jama’ah itu hanya dimulai dari saat niat menjadi Imam. 

Sekalipun seorang Imam dalam Sholat terkadang diperbolehkan tanpa niat menjadi Imam, namun ada beberapa macam Sholat yang mewajibkan seorang Imam untuk berniat menjadi Imam yaitu :

1.      Sholat Jum’at

Ketika menjalankan Sholat Jum’at maka seorang Imam wajib berniat menjadi Imam sejak Takbirotul Ihrom, dan bila Imam Sholat jum’at tidak berniat menjadi Imam sejak awal ( sejak Takbirotul Ihrom ) misalkan setelah takbirotul Ihrom atau bahkan setelah baca Surat Al-Fatihah seorang Imam Sholat Jum’at baru berniat menjadi Imam ( karena lupa ataupun yang lain ) maka Sholat jum’atnya tidak sah karena Sholat Jum’at itu wajib dilaksanakan dengan berjama’ah.

2.      Sholat mengulang
          
Yaitu : Sholat yang dilakukan untuk kali ke-dua dalam waktu yang sama, misalkan Sholat Dhuhur dilakukan dua kali.
Bila kita mengulang Sholat maka Imamnya harus berniat menjadi Imam sejak takbirotul Ihrom ( untuk Sholat yang ke-dua ) sebab Sholat yang dilakukan untuk ke-dua kalinya itu nilainya harus lebih bagus dari Sholat yang pertama.

3.      Sholat yang dinadzarkan untuk  dilakukan secara berjama’ah 

Maksudnya  : ketika ada seseorang bernadzar untuk melakukan Sholat berjam’ah misalkan : bernadzar untuk melakukan Sholat Dzhuhur ataupun yang lain dengan berjama’ah, maka ketika melakukan jama’ah Dhuhur yang dinadzarkan tersebut  Imamnya harus berniat menjadi Imam sejak Awal ( sejak Takbirotul Ihrom ), dan bila Imamnya tidak berniat menjadi Imam sejak awal maka sholatnya tetap sah, namun nilainya tidak lagi menjadi berjama’ah tapi dinilai sebagai Sholat sendiri dan pelakunya juga berdosa karena nadzarnya belum terpenuhi ( untuk melakukan Sholat dzhuhur dengan berjama’ah ).     

4.      Sholat Jama’ Tadim karena hujan

Maksudnya : Sholat Jama’ taqdim yang dilakukan karena alasan hujan lebat, misalkan ketika Maghrib pergi ke Masjid untuk berjama’ah kemudian hujan turun dengan lebatnya sampai tidak bisa pulang ke rumah, ataupun seandainya pulang terjadi  khawatir tidak bisa pergi ke Masjid lagi saat Jama’ah Isya’ maka Sholat Isya’ boleh dijama’ taqdim dengan Sholat Maghrib.
Untuk Sholat Jama’ taqdim yang dilakukan karena alasan hujan maka Imamnya juga harus berniat untuk menjadi Imam sejak awal ( takbirotul Ihrom ) sebab jama’ Taqdim karena alasan hujan itu hanya boleh dilakukan bila ke-dua sholatnya dilakukan dengan berjam’ah di Masjid.


والله أعلم بالصواب
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Penulis : Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur
Sumber : كاشفة السجا    karya : Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi

Friday, 24 November 2017

Pembatal Sholat bag-2



Alhamdulillah kita masih diberikan kesehatan dan kenikmatan sehingga mampu mengikuti ngaji jarak jauh sareng ustadz yusron hasan bin H. Ah Mansur di mimbar dakwa cangkru'e Desa Kembangan. Dan kali ini ustadz akan menyampaikan kemasan yang berjudul " Pembatalan Sholat Bag-2 "..

Monggo ngaos sareng ustadz Yusron Hasan .....






Pembatal Sholat bag-2

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


بسم الله الرحمن الرحيم


والتقدم على امامه بركنين فعلين والتخلف بهما بغير عذر ونية قطع الصلاة وتعليق قطعها بشيئ والترددفي قطها

Artinya : 11. Mendahului Imam sebanyak dua rukun fi’li ( rukun yang berupa perbuatan ) atau tertinggal dari Imam sebanyak dua rukun fi’li tanpa ada udzur 12. Berniat menghentikan Sholat 13. Menggantungkan berhentinya Sholat dengan sesuatu hal 14. Ragu-ragu dalam terhentinya Sholat.

Keterangan :
Perkara yang membatalkan sholat selanjutnya adalah :

11.     Mendahului Imam sebanyak duka rukun fi’li ( rukun yang berupa perbuatan ) atau tertinggal dari Imam sebanyak dua rukun fi’li tanpa ada udzur,
Maksudnya : makmum tidak boleh mendahului atau tertinggal dari Imam sebanyak dua rukun fi’li baik itu rukun yang panjang ataupun rukun yang pendek kecuali ada udzur
Contoh mendahului Imam dalam dua rukun adalah : 
a.       ketika Imam baru akan ruku’ ternyata makmum sudah bangun dari ruku’
b.      ketika Imam akan bangkit untuk I’tidal makmum sudah turun untuk sujud.
Sedangkan contoh tertinggal dari Imam sebanyak dua rukun adalah :
a.       ketika Imam turun untuk sujud ternyata makmum baru bangkit untuk I’tidal
b.      ketika Imam dusuk di antara dua sujud ternyata makmum baru turun untuk sujud yang pertama dan lai-lain.
Bila dalam mendahului Imam tidak sampai dua rukun maka sholatnya tidak batal sekalipun hukumnya haram misal : turun untuk ruku mendahului Imam dan lain-lain
Apabila dalam mendahului atau tertinggal dari Imam itu karena ada udzur maka juga tidak membatalkan Sholat missal : tidak tahu atau lupa bahwa mendahului dan tertinggal dari Imam sebanyak dua rukun itu bias membatalkan Sholat atau karena dalam membaca Surat Al-Fatihah agak susah sehingga sampai tertinggal dua rukun dari Imam maka Sholatnya tetap sah.

12.      Berniat menghentikan Sholat
Maksudnya : ketika sedang Sholat dalam hatinya ada keinginan untuk menghentikan Sholat missal : sedang dalam rakaat pertama ternyata dalam hatinya berkata “wah nanti rakaat ke-dua gak akan saya lanjutkan “ maka Sholatnya batal
Sedangkan bila dalam hatinya ada niat untuk melakukan hal yang biasa membatalkan Sholat maka sholatnya tidak batal selama apa yang diniatkan belum dilakukan misal : saat sholat ternyata berkata dalam hati “ wah aku mau joget sambil Sholat “ maka sebelum joget dilakukan sholatnya tetap sah ( tidak batal ) sedangkan bila niat joget dalam sholat itu benar-benar dilaksanakan maka sholanya batal.

13.     Menggantungkan berhentinya Sholat dengan sesuatu hal 
Maksudnya : menggantungkan penghentian Sholat  ( pembatalan Sholat ) dengan sebuah kejadian atau apapun missal : sedang sholat ternyata mendung dan dalam hati berkata “ wah kalau nanti hujan turun maka Sholat saya akan saya hentikan karena saya punya jemuran “ maka sholatnya batal sekalipun hujan belum turun.

14.     Ragu-ragu dalam terhentinya Sholat
Maksudnya : dalam hati terdapat keraguan antara memilih untuk melanjutkan sholat ataukah untuk membatalkannya. Misal : ketika sedang sholat turun hujan kemudian berkata dalam hati “ wah kok hujan, dilanjutkan apa tidak ya sholat saya” maka sholatnya batal.

والله أعلم بالصواب
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Penulis : Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur
Sumber : كاشفة السجا    karya : Syaikh Muhammad Nawawawi bin Umar Al-Jawi

Friday, 17 November 2017

Pembatal Sholat bag-1



Alhamdulillah kita masih bisa mengikuti ngaji jarak jauh sareng ustadz Yusron Hasan Bin H. Ah, Mansur. di mimbar dakwa Cangkru'e Desa Kembangan ., semoga kegiatan ngaji jarak jauh ini selalu istiqomah .. Aamiin,.

Kali ini ustadz Yusron akan menyampaikan kemasan yang berjudul " Pembatalan Sholat Bag-1 ".

Monggo ngaos sareng ustadz Yusron...


Pembatal Sholat bag-1

 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته بسم الله الرحمن الرحيم فصل تبطل الصلاة باربع عشرة خصلة بالحدٽ وبوقوع النجاسة ان لم يلق حالامن غير حمل وانكشاف العورةان لم تستر حالا والنطق بحرفين اوبحرف مفهم عمداوبالمفطر عمدا والاكل الكثير ناسيا وثلاٽ حركات متواليات ولو سهوا والوثبة الفاحشة والضربة المفرطة وزيادة ركن فعلي عمدا 


Artinya: Sholat bisa batal karena empat belas perkara yaitu : 1. Sebab hadats 2. Sebab kejatuhan najis bila tidak dibuang segera tanpa membawanya 3. Sebab terbukanya aurat bila tidak ditutup dengan segera 4. Sebab sengaja berbicara dua huruf atau satu huruf yang bisa difahami 5. Sebab melakukan perkara yang membatalkan puasa dengan sengaja 6.Sebab makan yang banyak dalam keadaan lupa 7. Sebab melakukan tiga gerakan berturut- turut walaupun dalam keadaan lupa 8. Sebab melompat yang berlebihan 9. sebab memukul yang berlebihan 10. sebab menambah rukun fi'li dengan sengaja. 


Keterangan :

Apabila kita sedang Sholat mengalami atau melakukan salah satu dari empat belas perkara maka Sholat kita batal dan tidak boleh dilanjutkan, seandainya dilanjutkan maka Sholat kita tidak sah, Empat belas perkara tersebut adalah:

1. Hadats Maksudnya : mengalami hal yang membatalkan wudlu ( hadats kecil ) seperti : keluar angin, kencing dan lain- lain. atau mengalami perkara yang mewajibkan mandi ( hadats besar ) seperti : keluar sperma, menstruasi dan lain-lain.

2. Kejatuhan najis bila tidak dibuang segera tanpa membawanya Maksudnya : tertimpa najis di badan ataupun pakaian bila tidak dibuang dengan segera ( maksimal seukuran thuma'ninah terpendek, dan membuangnya harus tanpa memegang najisnya, bila membuang najisnya dengan menyentuh najis maka Sholatnya tetap batal.

3. Terbukanya aurat bila tidak ditutup dengan segera Maksudnya : terbukanya sebagian aurat atau keseluruhan karena tertiup angin atau yang lain bila tidak segera ditutup.

4.Sengaja berbicara dua huruf atau satu huruf yang bisa difahami Maksudnya : berbicara dengan sengaja ( selain bacaan dalam Sholat ) berupa dua huruf sekalipun tidak bisa difahami artinya, ataupun satu huruf tapi bisa memberi pemahaman pada orang yang mendengarnya.

5. Melakukan perkara yang membatalkan puasa dengan sengaja Maksudnya : melakukan perkara yang bisa membatalkan puasa bagi orang yang sedang berpuasa misal : memasukkan tangan ke mulut Secara ringkasnya semua yang membatalkan puasa itu bisa membatalkan Sholat.

6.Makan yang banyak dalam keadaan lupa Maksudnya : makan ataupun minum yang banyak sekalipun tidak tahu bahwa makan dan minum itu bisa membatalkan Sholat, sedangkan bila makan dan minum itu dilakukan dengan sengaja maka sholat menjadi batal sekalipun makan ataupun minum hanya sedikit.

7. Melakukan tiga gerakan berturut- turut walaupun dalam keadaan lupa Maksudnya : menggerakkan anggota badan ( selain gerakan Sholat ) sebanyak tiga kali atau lebih secara berturut sekalipun tidak sengaja ( lupa ).

8. Melompat yang berlebihan Maksudnya : terlalu banyak bergerak misalkan : melakukan gerakan senam, joget atau yang lain.

9. Memukul yang berlebihan Maksudnya : melakukan pukulan yang berlebihan ( tiga gerakan atau lebih ).

10. Sengaja menambah rukun fi'li ( rukun yang berupa perbuatan ) Maksudnya : menambah rukun fi'li sehingga melebihi ketentuan misal : ruku' dilakukan dua kali dalam satu rakaat dan dilakukan dengan sengaja., 

Pembatalan Sholat Bag-2

 والله أعلم بالصواب والسلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته 


Penulis : Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur 
Sumber : كاشفة السجا karya : Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi