Friday, 15 September 2017

Tasydid dalam Tasyahhud






Alhamdulillah masih di indahnya ngaji jarak jauh di mimbar dakwa cangkru'e Desa Kembangan,. ngajinipun tetep sareng ustadz Yusron Hasan Bin H. Ah. Mansur.. kali ini ustadz akan menyampaikan kemasan yang berjudul " Tasydid dalam Tasyahhud".

Langsung mawon monggo ngaos sareng ustadz Yusron,.
 
Tasydid dalam Tasyahhud

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
فصل :تشديدات التشهد احدى وعشرون خمس في أكمله وستة عشر في أقله ألتحيات على التاء والياء والمباركات الصلوات على الصاد ألطيبات على الطاء والياء لله على لام الجلالة ألسلام على السين عليك أيها النبي على الياء والنون والياء ورحمة الله على لام الجلالة وبركاته ألسلام على السين علينا وعلى عباد الله على لام الجلالة ألصالحين على الصاد أشهد أن لااله على لام ألف الاالله على لام ألف ولام وأشهد أن على النون محمدا رسول الله على ميم محمد وعلى الراء وعلى لام الجلالة

Artinya : Tasydid dalam bacaan tasyahhud itu ada dua puluh satu, yang lima terdapat dalam  penyempurna tasyahhud sedangkan yang enam belas terdapat di dalam bacaan minimal tasyahhud, 1 & 2.  ألتحيات Terdapat di atas huruf Ta’ dan Ya’ 3.  المباركات الصلوات Terdapat di atas huruf Shod 4 & 5. ألطيبات  Terdapat di atas huruf Tho’ dan Ya’ 6. لله   Terdapat di atas Lam Jalalah 7. ألسلام Terdapat di atas huruf Sin 8,9 & 10.  عليك أيها النبي  Terdapat di atashuruf Ya’ , Nun dan Ya’ 11. ورحمة الله Terdapat di atas Lam Jalalah 12.  ألسلام وبركاته Terdapat di atas huruf Sin 13. علينا وعلى عباد الله  Terdapat di atas Lam Jalalah  14. ألصالحين Terdapat di atas huruf Shod 15. أشهد أن لااله  Terdapat di atas huruf Lam Alif  16 & 17. الاالله terdapat di atas huruf Lam Alif dan Lam Jalalah 18.  وأشهد أن Terdapat di atas huruf Nun 19, 20 dan 21.   محمدا رسول الله terdapat di atas huruf Mim Lafadh Muhammad, di atas huruf Ro’ dan di atas Lam Jalalah.

NB : Dalam matan kitabnya memang tertulis bahwa tasydidnya terdapat dua puluh satu, yang lima penyempurna sedangkan yang enam belas terdapat dalam bacaan minimal, tetapi seteleh diselidiki ternyata tasysdid yang ada di dalam bacaan tasyahhud secara minimal itu ada tujuh belas dan yang terdapat di penyempurna tasyahhud itu ada empat tasydid, terima kasih.

Keterangan.

Terdapat Dua puluh satu Tasydid dalam bacaan Tasyahhud, yang Enam Belas Tasydid itu terdapat di bacaan minimal dalam Tasyahhud sehingga wajib dibaca ketika tahiyyat akhir dan  disunnatkan untuk menggantinya dengan sujud sahwi bila ditinggalkan dalam Tasyahhud Awal, sedangkan yang lima tasydid itu terdapat di bacaan penyempurna Tasyahhud sehingga bila ditinggalkan di dalam Tahiyyat Awal tidak disunnatkan melakukan sujud sahwi namun tetap wajib dibaca dalam Tahiyyat Akhir.
Tujuh belas Tasysdid yang berada di dalam kalimah yang merupakan bacaan minimal dalam tasyahhud adalah :

1 & 2. Kalimat  ألتحيات Tasydidnya Terdapat di atas huruf Ta’ dan Ya’
3. Kalimat المباركات الصلوات Tasydidnya Terdapat di atas huruf Shod
4 & 5. Kalimat ألطيبات  Tasydidnya Terdapat di atas huruf Tho’ dan Ya’
6. Kalimat لله Tasydidnya  Terdapat di atas Lam Jalalah
7. Kalimat ألسلام Tasydidnya Terdapat di atas huruf Sin
8, 9 & 10. Kalimat عليك أيها النبي Tasydidnya Terdapat di atashuruf Ya’ , Nun dan Ya’
11. Kalimat ورحمة الله Tasydidnya Terdapat di atas Lam Jalalah
12. Kalimat ألسلام وبركاته Tasydidnya Terdapat di atas huruf Sin
13. Kalimat علينا وعلى عباد الله Tasydidnya Terdapat di atas Lam Jalalah 
14. Kalimat ألصالحين Tasydidnya Terdapat di atas huruf Shod
15. Kalimat أشهد أن لااله Tasydidnya Terdapat di atas huruf Lam Alif 
16 & 17. Kalimat الاالله Tasydidnya terdapat di atas huruf Lam Alif dan Lam Jalalah

Sedangkan Empat tasydid yang merupakan penyempurna bacaan Tasyahhud adalah :
18.Kalimat وأشهد أن  Tasydidnya Terdapat di atas huruf Nun
19, 20 dan 21. Kalimat   محمدا رسول الله Tasydidnya terdapat di atas huruf Mim Lafadh محمد, di atas huruf Ro’ dan di atas Lam Jalalah.

والله اعلم بالصواب 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Penulis : Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur
Sumber : كاشفةالسجا Karya : Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi

Friday, 8 September 2017

Syarat-Syarat Sujud



Masih di indahnya ngaji jarak jauh, bareng ustadz Yusron Hasan Bin H. Ah. Mansur .. kali ini ustadz akan menyampaikan kemasan yang berjudul " Syarat syarat Sujud "..

Monggo ngaos sareng ustadz Yusron di Cangkru'e Desa Kembangan



Syarat-Syarat Sujud

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم

فصل : شروط السجود سبعة أن يسجد على سبعة أعضاء وأن تكون جبهته مكشوفة والتحامل براسه وعدم الهوي لغيره وأن لايسجد على شيئ يتحرك بحركته وارتفاع أسافله على أعاليه والطمأنينة فيه

( خاتمة ) أعضاء السجود سبعة الجبهة وبطون الكفين والركبتان وبطون أصابع الرجلين


Artinya :   Syarat-syarat sujud itu ada tujuh : 1. Harus bersujud dengan menggunakan tujuh anggota badan 2. Dahi harus terbuka 3. Kepala harus ditekan ( ke tempat sujur ) 4. Tidak adanya  niat yang lain kecuali sujud saat turun  ( menurunkan kepala ) 5. Tidak boleh bersujud di atas sesuatu yang bisa bergerak ketika orang yang bersujud bergerak 6. Harus meninggikan bagian bawah badan melebihi bagian atas badan 7.Thuma’ninah ( tenang )

( Penutup ) Anggota-anggota sujud itu ada tujuh yaitu : 1. Dahi 2&3 Bagian dalam ke-dua telapak tangan 4&5. Dua lutut 6 &7. Bagian dalam jari-jari ke-dua kaki.

Keterangan :

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam melakukan sujud di dalam sholat agar sujud kita sah yaitu :

1.      Harus bersujud dengan menggunakan tujuh anggota badan 

Ketika melakukan sujud harus ada tujuh anggota badan yang menyentuh ( menempel ) ke  tempat sujud yaitu : : 1. Dahi ( boleh dahi saja ataupun juga dahi dan hidung) 2&3 Bagian dalam ke-dua telapak tangan ( tangan harus dibuka,tidak boleh digenggam dan tidak boleh ada benda yang menempel ) 4&5. Dua lutut ( harus menempuh tempat sujud ) 6 &7. Bagian dalam jari-jari ke-dua kaki ( karena itu harus mancat dalam bahasa jawa ). Bila salah satunya ada yang tidak menempel ke tempat sujud maka sujudnya tidak sah.

2.      Dahi harus terbuka 

Tidak ada benda apapun yang menutupi dahi yang bisa menghalangi tersentuhnya tempat sujud oleh dahi baik itu berupa rambut, penutup kepala atau apapun, kecuali bila di dahinya tumbuh rambut yang susah untuk dihilangkan atau dahinya sakit dan harus diperban maka itu dimaafkan asalkan di bawah rambut yang tumbuh ataupun di bawah perban tidak ada najisnya dan perban harus diletakkan dalam keadaan suci dari hadats ( sebelum memakai perban harus berwudlu terlebih dahulu ).

3.      Kepala harus ditekan ( ke tempat sujud ) 

Kepala ( dahi ) harus benar-benar menempel di tempat sujud, bila tempat sujudnya ( semisal sajadah atau yang lain ) terbuat dari bahan yang tebal maka kepala harus ditekan dengan sangat, ibarat ada kapas maka kapasnya harus sampai pipih ( tipis ) karena tertekan oleh dahi.

4.      Tidak adanya  niat yang lain kecuali sujud saat turun  ( menurunkan kepala ) 

Ketika menurunkan kepala untuk sujud maka niatnya harus untuk sujud dan bukan untuk yang lain, bila niatnya adalah untuk yang lain kemudian dijadikan sebagai pelaksanaan sujud maka sujudnya tidak sah. Misal : saat akan sujud ternyata ada benda yang jatuh kemudian benda tersebut diambil disertai melakukan sujud maka sujudnya tidak sah. 

Begitu pula seandainya niatnya adalah ruku’ tapi diteruskan menjadi sujud maka sujudnya  juga tidak sah, misalkan: ada seseorang sholat menjadi makmum dan orang yang menjadi imam membaca ayat sajadah, kemudian Imam melakukan sujud tilawah dan makmum mengira Imam akan ruku’, kemudian makmum berniat ruku’ tapi ternyata Imamnya melakukan sujud sehingga ruku’nya makmumpun diteruskan jadi sujud maka sujudnya makmum tidak sah.

5.      Tidak boleh bersujud di atas sesuatu yang bisa bergerak ketika orang yang bersujud bergerak 

Tempat yang digunakan untuk melakukan sujud harus benda yang diam dan tidak ikut bergerak ketika orang yang sholat bergerak. Misalkan sujud di atas sajadah maka sajadahnya harus tidak bersambung dengan pakaian agar tidak ikut bergerak ketika bangun karena bila sajadahnya turut bergerak ketika bagun dari sujud maka sujudnya tidak sah.

6.      Harus meninggikan bagian bawah badan melebihi bagian atas badan 

Badan bagian bawah ( pantat ) harus lebih tinggi dari pada badan bagian atas ( kepala ) ketika melakukan sujud ( harus jengking dalam bahasa jawa ).

7.      Thuma’ninah ( tenang )

Kadarnya adalah : minimal seukuran satu kali bacaan tasbih سبحان الله ) )

والله اعلم بالصواب 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Penulis : Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur
Sumber : كاشفةالسجا Karya : Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi

Friday, 25 August 2017

Tempat Mengangkat ke-dua Tangan dalam Sholat




Masih di indahnya ngaji jarak jauh sareng ustadz Yusron Hasan bin H. Ah. Mansur pada mimbar dakwa Cangkru'e Desa Kembangan , . kali ini ustadz akan menyampaikan kemasan yang berjudul " Tempat Mengangkat ke-dua tangan dalam Sholat " .

Langsung saja, monggo ngaos sareng ustadz Yusron Hasan..



Tempat Mengangkat ke-dua Tangan dalam Sholat


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم

فصل :يسن رفع اليدين في أربعة مواضع عند تكبيرة الاحرام وعندالركوع وعند الاعتدال وعند القيام من التشهد الأول.


Artinya ; Disunatkan mengangkat ke-dua tangan ( dalam Sholat ) di empat tempat yaitu : 1. Ketika Takbirotul Ihrom 2. Ketika akan Ruku’ 3. Ketika I’tidal ( bangun dari ruku’ ) 4. Ketika bangun dari Tasyahhud Awwal.

Keterangan :

Ketika melakukan gerakan dalam Sholat terkadang disunatkan untuk mengangkat ke-dua tangan dan terkadang tidak.

Cara mengangkat ke-dua tangan secara sempurna adalah : Ke-dua tangan diangkat ke-atas sampai lurus dengan pundak, ujung ke-dua ibu jari lurus dengan bagian bawah dari telinga, dengan membuka ke-dua telapak tangan, sedangkan jari-jari agak direnggangkan.
 
Sebagian pendapat mengatakan bahwa : mengangkat tangan itu tidak harus dengan sempurna, asal sudah mengangkat ke-dua tangan maka sudah mendapat kesunatan.

Tempat disunatkannya mengangkatke-dua tangan ketika kita sedang melakukan Sholat itu ada empat tempat yaitu :

      1.      Ketika Takbirotul Ihrom

Mengangkat tangannya dimulai ketika mulai membaca Takbir dan bukan ketika di tengah-tengah takbir baru mengangkat tangan atau ketika sudah mengangkat tangan baru membaca takbir.

Membaca takbir setelah tangan terangkat ke atas adalah tidak sesuai dengan sunah sekalipun banyak orang yang melakukannya, jadi yang benar adalah membaca takbir bersamaan dengan mengangkat tangan dan selesainya bacaan takbir-pun bersamaan dengan berakhirnya mengangkat tangan ( meletakkan tangan di bawah dada ).

      2.      Ketika akan Ruku’

Maksudnya adalah ketika akan menurunkan kepala untuk ruku maka kita disunatkan mengankat ke-dua tangan disertai dengan membaca Takbir Intiqol.

Untuk mengangkat tangannya berakhir ketika kepala mulai diturunkan ( ndiluk dalam bahasa jawa ) sedangkan bacaan takbirnya tetap berlangsung dan berhenti ketika sudah sempurna dalam posisi ruku’.

      3.      Ketika I’tidal ( bangun dari ruku’ )

Mengangkat tangannya dimulai ketika memulai mengangkat tangan untuk I’tidal dan setelah berdiri tegak maka ke-dua tangan dilepas ( diturunkan secara perlahan ) dan diletakkan di samping tapi yang lebih baik adalah diletakkan seperti posisi ketika setelah Takbirotul Ihrom ( diletakkan di bawah dada sambil sedekap ).

      4.      Ketika bangun dari Tasyahhud Awwal.

Mengangkat tangannya dimulai ketika sudah berdiri tegak sampai berakhirnya bacaan Takbir Intiqol, sedangkan membaca takbir Intiqol-nya dimulai ketika akan bangkit dari duduk Tasyahhud Awal.

Selain ke-empat tempat tersebut tidak disunatkan untuk mengangkat ke-dua tangan misalkan : ketika bangkit dari duduk istirahat ( bangun dari Rakaat pertama dan ketiga ) atau akan melakukan sujud maka tidak disunatkan mengangkat ke-dua tangan bahkan menurut sebagian pendapat dimakruhkan mengangkat ke-dua tangan selain pada empat tempat tersebut.

والله اعلم بالصواب 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Penulis : Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur
Sumber : كاشفةالسجا Karya : Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi