Friday, 13 October 2017



Alhamdulillah kita masih diberi kesehatan sampai detik ini sehingga masih bisa mengikuti ngaji jarak jauh sareng ustadz Yusron Hasan bin H. Ah. Mansur . Di mimbar dakwa cangkru'e desa kembangan  kali ini ustadz akan menyampaikan kemasan yang berjudul " Tempat diam dalam sholat ".

Dan sebelum kita ngaji mari kita hadiahkan bacaan surat Al fatihah untuk  saudara kita yang pada minggu- munggu terakhir ini telah mendahului kita. (Alm . Bpk Rohmat , Alm Saudara Aris bin Zaini , Almh Ibu Tarmi, Alm. Bpk Mashur bin H. Abu Ali )..  khususon ila arwahi...., Al Fatihah..


Monggo ngaos sareng ustadz Yusron......



Tempat Diam dalam Sholat 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم

فصل : سكتات الصلاة ستة بين تكبيرة الاحرام ودعاء الافتتاح وبن ودعاء الافتتاح والتعوذ وبين الفاتحة والتعوذ وبين أخر الفاتحة وأمين وبين أمين والسورة وبين السورة والركوع

Artinya : Diam dalam Sholat itu ada enam tempat yaitu : 1. Antara Takbirotul Ihrom dan Do’a Iftitah 2. Antara Do’a Iftitah dan bacaan Ta’awwudz 3. Antara bacaan Ta’awwudz dan Surat Al-Fatihah 4. Antara  akhir Surat Al-Fatihah dan bacaan Amiin 5. Antara bacaan Amiin dan Surat  6. Antara Surat dan Ruku’.

Keterangan :

Makna asal dari Sholat adalah do’a karena itu sebisa mungkin di setiap rukun selalu kita isi dengan do’a karena do’a dalam sholat adalah termasuk do’a yang mustajab, namun kita juga disunatkan diam sebentar dalam sholat ( untuk bernafas dan tanpa membaca apapun ) pada enam tempat yaitu :

     1.      Antara Takbirotul Ihrom dan Do’a Iftitah 

Maksudnya : setelah sempurna melakukan Takbirotul Ihram kita disunatkan diam sebentar ( seukuran bacaan tasbih ) sebelum kita membaca do’a iftitah, bahkan  diam sebentar sebelum kita membaca do’a iftitah hukumnya adalah wajib sebab Takbirotul Ihram adalah rukun Sholat sedangkan do’a Iftitah adalah sunat karena itu tidak boleh menyambung antara Takbiratul Ihrom dengan Do’a Iftitah dan bila Takbirotul Ihrom disambung dengan do’a  Iftitah ( tanpa bernafas ) maka sholatnya batal.

Ada lima syarat disunatkannya membaca Do’a Iftitah yaitu :
a.       Sholat yang dilakukan adalah selain Sholat Janazah, dengan demikian maka saat Sholat Janazah tidak disunatkan membaca Do’a Iftitah.
b.      Tidak dikhawatirkan habisnya waktu untuk melakukan Sholat, jadi bila waktu Sholat itu sudah sangat sempit ( hanya cukup untuk satu rakaat saja ) maka tidak disunatkan membaca Do’a Iftitah
c.       Tidak ada kekhawatiran bagi makmum akan terlewatkannya Surat Al-fatihah, jadi bila makmum itu makmum masbuq dan bila dia membaca Do’a Iftitah akan menjadikan tidak cukupnya waktu untuk membaca Surat Al-fatihah maka tidak disunatkan membaca Do’a Iftitah.
d.      Bila sholat sebagai makamum maka ikut Imam-nya adalah ketika Imam masih dalam keadaan berdiri, jadi bila ada makmum masbuq dan ketika ikut Imam ternyata sudaha dalam keadaan ruku’ atau yang lain maka tidak disunatkan membaca do’a Iftitah.
e.       Tidak terlanjur membaca ta’awwudz ataupun membaca Surat Al-fatihah, jadi seandainya setelah Takbirotul Ihram langsung sembaca ta’awwud maka tidak disunatkan membaca Do’a Iftitah sekalipun bacaan ta’awwudz itu terjadi tanpa disengaja.

      2.      Antara Do’a Iftitah dan bacaan Ta’awwudz

Sekalipun do’a Iftitah dan Ta’awwudz itu sama-sama sunat hukumnya namun kita tetap disunatkan berhenti sebentar di antara ke-dua bacaan tersebut, bila antara do’a iftitah dan bacaan Ta’awwudz itu disambung maka tidak membatalkan sholat karena ke-duanya sunat hukumnya.
Bacaan ta’awwudz yang paling utama adalah : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم))

      3.      Antara bacaan Ta’awwudz dan Surat Al-Fatiha
Hukum membaca ta’awwudz adalah sunat sedangkan membaca Surat Al-Fatihah adalah termasuk rukun Sholat, karena itu maka bacaan Ta’awwudz tidak boleh disambung dengan Surat Al-Fatihah dan bila disambung maka batal Sholatnya karena menyambung suatu yang sunat dengan rukun.

      4.      Antara akhir Surat Al-Fatihah dan bacaan Amiin

Setelah membaca Surat Al-fatihah kita juga disunatkan untuk diam sebentar sebelum baca Amiin, bahkan wajib hukumnya berhenti karena Surat Al-Fatihah adalah termasuk rukun Sholat sedangkan bacaan Amiin adalah sunat sehingga bila disambung antara bacaan Surat Al-Fatihah dengan bacaan Amiin maka bisa membatalkan Sholat

Ada empat lughot ( bahasa ) dalam membaca amin yaitu :
a.        ﺁمين ( aamiin ) dengan memanjangkan hamzah dan tanpa mentasydin huruf mim, ini merupakan kalimah yang paling fashih menurut Ulama’.
b.      أمين  ( amiin ) tanpa memanjangkan hamzah dan tanpa mentasydin huruf mim
Ke-dua kalimat tersebut (ﺁمين ( aamiin ) dan أمين  ( amiin ) )  merupaka kalimat yang masyhur.
c.       ﺁمين  ( aameen ) dengan memanjangkan hamzah dan tanpa mentasydin huruf mim dan harokat huruf mim dibaca miring ( Imalah ) sebagaiman riwayat Al-Wahidi dari Imam Hamzah dan Imam Al-Kisa’i
d.      ﺁمَين   ( aamiin ) dengan memanjangkan hamzah dan mentasydin huruf mim, sebagaimana riwat al-Wahidi dari Imam Al-Hasan danImam  Al-Husain bin Al-Fadl
Sebelum membaca Amiin kita juga disunatkan untuk membaca do’a ( رب اغفرلي ) 

       5.      Antara bacaan Amiin dan Surat.
      
      Setelah membaca Amiin kita juga disunatkan untuk diam sebentar sebelum membaca salah satu Surat dari Al-Qur’an.
 
Untuk Imam diamnya adalah untuk memberi kesempatan kepada makmum agar membaca Surat Al-fatihah, sedangkan bila Sholat sendiri maka diamnya adalah untuk Waqof ( bernafas )

      6.      Antara Surat dan Ruku’ 

Sebelum ruku’ dan setelah membaca Surat Al-Qur’an kita juga disunatkan untuk diam terlebih dahulu.
والله اعلم بالصواب 
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
 Penulis : Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur
Sumber : كاشفةالسجا Karya : Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi

Thursday, 5 October 2017

Waktu Haram Melakukan Sholat



Masih di indahnya ngaji jarak jauh sareng ustadz Yusron Hasan Bin H. Ah. Mansur , kali ini Ustadz akan menyampaikan kemasan yang berjudul " Waktu Haram Melakukan Sholawat ".

Monggo ngaoss sareng Ustadz Yusron Hasan di mimbar dakwa Cngkru'e Desa Kembangan.







Waktu Haram Melakukan Sholat

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم

فصل : تحرم الصلاة التي ليس فيها سبب متقدم ولامقارن في خمسة أوقات عند طلوع الشمس حتى ترتفع قدر رمح وعند الاستواء في غير يوم الجمعة حتى تزول وعند الاصفرار حتى تغرب وبعد صلاة الصبح حتى تطلع الشمس وبعد صلاة العصر حتى تغرب

Artinya : Diharamkan melakukan Sholat yang tidak ada sebab yang mendahuluinya ataupun sebab yang meyertainya di dalam lima waktu yaitu : 1. Ketika munculnya Matahari sampai matahari naik seukuran gagang tombak, 2. Ketika Istiwa’ selain hari Jum’at sehingga Matahari condong ke Barat, 3.Ketika Matahari berwarna kuning sampai matahari tenggelam, 4.Setelah sholat Shubuh sampai Matahari terbit, 5.Setelah Sholat Ashar sampai Matahari tenggelam.

Keterangan :

Melakukan Sholat sunat memang sangat baik nilainya,namun demikian sholat sunat tidak boleh dilaksanakan di sembarang waktu karena ada lima waktu yang tidak boleh digunakan untuk melakukan Sholat kecuali ada sebab yang mendahului ataupun sebab yang meyertai,ke-lima waktu tersebut adalah  :

     1.      Ketika munculnya Matahari sampai matahari naik seukuran pegangan tombak

Maksudnya : ketika matahari sudah mulai muncul di arah timur maka kita diharamkan melakukan Sholat sampai matahari naik kira-kira setinggi gagang tombak ( masuknya waktu Dhuha )

     2.      Ketika Istiwa’ selain hari Jum’at sehingga Matahari condong ke Barat

Yaitu : ketika Matahari tepat berada di tengah ( di atas benda ) shingga bayang-bayang tidak kelihatan juga diharamkan untuk melakukan Sholat sampai Matahari sedikit condong ke Barat ( Masuk waktu Dhuhur ), kecuali pada Hari Jum’at maka tidak diharamkan melakukan Sholat pada waktu Istiwa’.

    3.     Ketika Matahari berwarna kuning sampai matahari tenggelam

Yaitu : ketika sudah senja menjelang Matahari tenggelam juga diharamkan untuk melakukan Sholat sampai Matahari tenggelam ( masuk waktu Maghrib ).
Bagi orang yang belum Sholat Ashar sampai Matahari berwarna kuning maka tetap wajib melaksanakan Sholat Ashar akan tetatp menanggung dosa karena melakukannya di waktu yang diharamkan ( bila kemudian tidak Sholat Ashar maka dosanya lebih besar karena meninggalkan kewajiban ).

    4.      Setelah sholat Shubuh sampai Matahari terbit 

Maksudnya : setelah melaksanakan Sholat Shubuh maka diharamkan melakukan Sholat lagi ( tidak ada Sholat ba’diyah Shubuh ) samapai dengan matahari terbit.

    5.      Setelah Sholat Ashar sampai Matahari tenggelam

Maksudnya : setelah melaksanakan Sholat Fardhu Ashar maka tidak boleh lagi melakukan Sholat Sunat ( tidak ada Sholat ba’diyah Ashar ) sampai dengan tenggelamya Matahari di arah Barat ( masuk waktu Maghrib )

Namun bila ada sebab yang mendahului atau sebab yang menyertai maka tetap diperbolehkan untuk melaksanakan Sholat pada lima waktu di atas.

Yang dimaksud dengan sebab yang mendahului adalah: perkara-perkara yang terjadi sebelum Sholat itu dilakukan contoh ; 

       a.       Sholat janazah dilakukan setelah adanya orang yang meninggal dunia, karena itu Sholat Janazah boleh dilakukan kapanpun ( sekalipun pada waktu haram ) karena Sholat janazah itu didahului oleh meninggalnya seseorang.
 
       b.      Sholat nadzar dilakukan kaena apa yang dinadzarkan telah terealisasi, karena itu Sholat Nadzar boleh dilakukan kapanpun karena didahului oleh terealisasinya apa yang dinadzarkan. 

       c.       Sholat Tahiyyatul Masjid dilakukan karena masuk ke dalam Masjid sebelum duduk, karena itu kapanpun kita masuk ke dalam Masjid maka kita disunatkan untuk melaksanakan Sholat tahiyyatul Masjid.

Sedangkan yang disebut dengan sebab yang menyertai adalah: perkara-perkara yang terjadinya menyertai dialukannya Sholat seperti : 

      a.       Sholat Khusuf dan Kusuf dilakukan bersamaan dengan terjadinya Gerhana Bulan ( Khusuf ) atau gerhana Matahari ( Kusuf ).

      b.      Sholat Sunat safar dilakukan bersamaan ketika bepergian

Diharamkannya melaksanakan Sholat pada lima waktu di atas tanpa adanya sebab yang mendahului ataupun sebab yang menyertai itu tidak berlaku di dua tanah haram yaitu : Makkah dan Madinah maksudnya : untuk orang-orang yang tinggal di Makkah atau Madinah maka diperbolehkan melakukan Sholat sehari semalam tanpa ada waktu yang diharamkan.

والله اعلم بالصواب 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Penulis : Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur
Sumber : كاشفةالسجا Karya : Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi