BAHAYA MATA

Alhamdulillah kita masih diberi kenikmatan yang begitu besar, Nikmat Iman, Islam dan Kesehatan, sehingga kita masih bisa mengikuti ngaji jarak jauh bersama ustadz Yusron Hasan bin H. Ahmad Mansur dalam mimbar dakwa cangkru'e desa kembangan. Setelah jum'at lalu admin menyajikan kiriman lawas kali ini ustadz akan menyajikan kemasan yang baru dengan judul " BAHAYA MATA".

Monggo ngaji jarak jauh sareng ustadz Yusron Hasan..


 السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته 

Mata merupakan anggota badan yang sangat berbahaya karena itu harus kita jaga dari kemaksiatan-kemaksiatan yang mungkin terjadi gara-gara mata. Agar kita terhindar dari kemaksiatan yang dilakukan oleh mata kita maka ada empat perkara yang harus kita jaga agar tidak dilakukan oleh ke-dua mata kita yaitu :

1. Melihat kepada selain Muhrim.

Muhrim adalah orang yang tidak boleh kita nikahi seperti : anak, saudara, ibu, nenek dan lain-lain sedangkan Bukan Muhrim adalah orang-orang yang boleh kita nikahi seperti : saudara sepupu, teman yang tidak hubungan darah dengan kita dan lain-lain.

Kepada orang yang bukan muhrim maka kita tidak diperbolehkan melihat salah satu bagian dari anggota tubuhnya, bahkan kita juga tidak boleh membayangkan salah satu bagian dari anggota tubuhnya, kecuali ada kebutuhan yang mengharuskan untuk melihatnya seperti : sedang mengajar,sedang meminang dan lain-lain.

Kepada Murim kita boleh melihat bagian-bagian tertentu selain antara pusar dan lutut itupun bila tidak menimbulkan syahwat sedangkan bila menimbulkan syahwat maka tidak diperbolehkan. Rosulullah SAW bersabda :

 من تامل خلف امرءة وراء ثيابها حتى تبين له حجم عظامها لم يرح رائحة الجنة 

Artinya : Barang siapa membayangkan di belakang seorang- seorang wanita apa yang ada di balik bajunya sehngga tulang-tulangnya gemetar maka dia tidak akan bisa membau sorga.

Bila kita bertemu dengan orang yang bukan muhrim kita, kemudian kita melihat salah satu anggota badannya maka hukumnya diperbolehkan bila memang itu tanpa kita sengaja dan hanya memandang sekali saja kemudian kita berpaling, sedangkan bila kita ulangi lagi maka kita berdosa.

2.Melihat gambar yang menggoda yang bisa menimbulkan birahi.

Maksudnya adalah melihat perkara-perkara yang biasa menimbulkan syahwat seperti : Melihat gambar telanjang ataupun juga anak-anak kecil yang bisa menimbulkan birahi.

Melihat perkara-perkara yang menimbulkan syahwat itu dilarang karena bisa menarik seseorang untuk berbuat zina, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Al-Israa' : 32 :

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Artinya : Dan janganlah kalian mendekati zina, karena sesungguhnya zina adalah sesuatu yang jelek ( dibenci ) dan termasuk sejelek-jelek jalan. 

3.Melihat sesama muslim dengan pandangan merendahkan.

Secara fisik manusia adalah sama dan yang membedakan adalah ketakwaan yang dimiliki oleh tiap-tiap orang. karena itu janganlah kita memandang rendah atau hina orang lain sekalipun mungkin mereka lebih miskin, lebih bodoh dan lebih lemah dari pada kita, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat al-hujurat ayat : 13

  إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ 

Artinya ; Sesungguhnya yang paling mulia dari kalian adalah orang yang paling taqwa di antara kalian 

4.Melihat kepada cela orang Islam. 

Sebagai manusia semua pasti punya kekurangan dan punya kelebihan kerena itu lihatlah kekurangan yang ada pada diri kita agar kita tidak merendahkan orang lain karena kita sendiri ternyata punya banyak kekurangan. Sedangkan untuk orang lain maka lihatlah kelebihannya. Agar kita menaruh hormat kepada orang lain. Kebanyakan kita selalu melihat cela orang lain sehingga lupa untuk meneliti celanya sendiri padahal terkadang cela kita itu lebih besar dari pada cela orang lain.. Pepatah mengatakan " Gajah di pelupuk mata tidak tampak tapi kuman di seberang lautan tampak ".

Karena itu semoga ke dua mata kita semoga senantiasa dijaga oleh allah SWT dari segala kemaksiatan, Amiin.

Demikian semoga bermanfaat, Amin

 والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

Penulis : Yusron Hasan Bin H. Ahmad Mansur
Sumber : مراقىالعبودية karya : Muhammad Nawawawi Al-Jawi